Teman-teman JS, kira-kira kalian tahu gak nih apa yang ada banyak banget di negara besar lain tapi jumlahnya sangat sedikit di Jepang? Nah, jawabannya adalah hotel bintang lima! Ya, jika dibandingkan dengan negara lain, Jepang hanya memiliki sedikit hotel bintang lima, hanya 32 buah saja! Beda jauh dengan Cina yang memiliki 137 hotel bintang lima, apalagi Amerika yang punya 793 buah. Nah, kira-kira, kenapa ya hotel bintang lima di Jepang sangat sedikit? Yuk, kita cari tahu!
Ternyata, salah satu alasannya adalah ryokan. Ryokan adalah sebuah penginapan tradisional Jepang yang menawarkan pengalaman menginap mewah (makanan yang disajikan sangat “wah” lho!) meski bukan termasuk hotel bintang lima. Dalam sebuah negara yang menonjolkan budaya tradisionalnya, tentu tak perlu hotel mewah di kota onsen atau kota-kota bersejarah kan jika sudah ada ryokan?
Kyoto bisa jadi contoh sempurna yang menunjukkan seberapa besar pengaruh ryokan terhadap Jepang. Meski Kyoto merupakan salah satu kota yang paling sering dikunjungi turis, kota ini tidak memiliki hotel bintang lima sama sekali sampai beberapa tahun yang lalu. Alasannya, tentu karena rasanya tak lengkap kan jika mengunjungi sebuah kota bersejarah tanpa menginap di ryokan? Namun, tak lama setelah itu, Ritz-Carlton mulai mengisi kekosongan hotel bintang lima di Kyoto.
Namun, pembukaan Ritz Carlton rupanya tak membawa banyak perubahan di Kyoto. Namun, pada tahun 2016, Four Seasons Kyoto datang, barulah terlihat perubahannya. Ya, tiga tahun setelah Four Seasons Kyoto berdiri, Park Hyatt dan Aman mulai memainkan bisnisnya di Kyoto. Nah, apa yang membuat brand hotel mewah ini mendirikan bisnis mereka di Kyoto?
Jawabannya, turis asing. Kehadiran turis asing di beberapa tahun ke belakang sangat meningkat jika dibandingkan dengan 10 atau 5 tahun lalu. Dan meski beberapa turis (terutama turis lokal) yang pergi ke Kyoto akan lebih memilih untuk menginap di ryokan terkenal, beberapa turis asing memiliki selera berbeda dan ingin menginap di tempat yang lebih familiar dengan mereka. Karena itulah, mulai bermunculan beberapa hotel bintang lima di Jepang. Namun, tetap saja jumlahnya tak banyak.
Nah, alasan lain di balik sangat sedikitnya hotel mewah di Jepang adalah popularitas hotel bisnis. Saat Jepang mengalami gelembung ekonomi, hotel bisnis pun mulai bermunculan di berbagai kota di Jepang. Hotel sederhana ini pun menyediakan semua yang dibutuhkan para pebisnis meski tidak memiliki apa yang ada dalam hotel bintang lima, seperti kamar yang luas, kolam renang, dan pilihan menu makanan yang mewah dan variatif.
Hingga kini, hotel bisnis pun masih menjadi pilihan utama baik bagi turis lokal dan turis asing karena harganya yang murah. Siapa yang peduli tidak tidur dalam kamar luas atau kamarnya hanya memiliki kamar mandi mungil jika kamu hanya perlu membayar 8.000 yen saja per malam? Benar-benar sempurna untuk jalan-jalan hemat!
Namun, kurangnya jumlah hotel bintang lima dan membludaknya hotel bisnis di Jepang bisa berdampak “negatif” bagi negeri sakura ini. Jika hotel bintang lima di Jepang bertambah, ia bisa memanfaatkan hal tersebut untuk menyasar ke pasar yang lebih tinggi. Karena itulah, pemerintah Jepang berencana untuk mendorong dan mendukung pembangunan sekitar 50 hotel mewah lain di Jepang.
Rencana tersebut sudah mulai berjalan, Tokyo sendiri akan memiliki beberapa hotel bintang lima, termasuk sebuah hotel Bvlgari baru yang rencananya akan dibuka pada 2022 dan sebuah hotel Four Seasons di Otemachi yang telah dibuka tahun ini. Sementara itu, di luar Tokyo dan Kyoto, ada Park Hyatt Niseko yang dibuka pada 22 Januari lalu, The Ritz Carlton Nikko dan Four Seasons di Okinawa yang masih dalam tahap perencanaan.
Nah, itulah mengapa jumlah hotel bintang lima di Jepang sangat sedikit!