Pesawat jet tempur siluman pertama milik Jepang berhasil diuji coba terbang, pada hari Jumat (22/4/2016) yang lepas landas dari bandara Nagoya di Jepang tengah dalam uji coba terbang perdananya yang disambut tepuk tangan para penggemar penerbangan yang menonton acara tersebut. Dikawal oleh dua pesawat militer Jepang yang mengumpulkan data penerbangan, pesawat yang berwana merah putih itu menderu ke udara,seperti terlihat dalam tayangan televisi setempat.
Dilansir kantor berita AFP, seorang pejabat di lembaga akuisisi kementerian pertahanan mengatakan bahwa prototipe pesawat berpilot tunggal ini mendarat dengan selamat di pangkalan udara Gifu, utara bandara Nagoya, setelah 25 menit penerbangan dengan tidak ada masalah berarti. Uji coba terbang perdana ini, yang diikuti tes dasar ekstensif, sempat tertunda karena cuaca buruk dan kerusakan dari bagian komponen yang digunakan dalam sistem penyelamatan.
Jepang memulai proyek ini pada tahun 2009 dan untuk mengembangkan pesawat tersebut dilaporkan telah menghabiskan sekitar 39,4 miliar yen atau sekitar 332 juta dolar AS. Pesawat jet tempur X-2 dengan panjang 14,2 meter dan lebar 9,1 meter ini dibuat sebagai pengganti jet tempur F-2 yang dikembangkan oleh Mitsubishi Heavy Industries dan 200 perusahaan lain, bersama-sama dengan Amerika Serikat.
Awal bulan depan, pesawat baru ini akan dikirim ke Kementerian Pertahanan dan badan akuisisi akan terus menganalisis data dan memeriksa kemampuan teknologi silumannya. Saat ini, hanya Amerika Serikat (AS), Rusia dan Cina yang telah diakui secara internasional yang berhasil mengembangkan dan menerbangkan pesawat jet siluman berawak.
Pengembangan pesawat jet tempur siluman yang dinamakan X-2 ini muncul untuk menghadapi tantangan keamanan baru setelah perkembangan pesat angkatan bersenjata China. Sebelumnya Jepang memiliki kendala konstitusional yang ketat tentang penggunaan kekuatan militer yang diterapkan sejak Perang Dunia II. Kehadiran pesawat jet tempur ini membuat negara tersebut menjadi salah satu kekuatan militer dunia yang memiliki teknologi militer anti-radar.
"Penerbangan perdana ini memiliki arti yang sangat penting untuk dapat mengamankan teknologi yang dibutuhkan untuk pengembangan pesawat tempur di masa depan," ujar Menteri Pertahanan Gen Nakatani. "Kami juga berharap dapat diterapkan untuk bidang lain dan inovasi teknologi di seluruh industri penerbangan," tambah Nakatani.