Dalam menghadapi rasa dingin, orang Jepang punya berbagai macam cara mulai dari makanan, minuman, hingga pakaian. Yuk, cari tahu cara mereka menghadapi musim dingin yang menggigit!
Minum Jahe
Sedikit berbeda dengan orang Indonesia yang terbiasa merebus jahe menjadi air jahe yang hangat, orang Jepang memasukkan jahe ke dalam teh mereka, baik dipotong bulat-bulat atau dicacah kecil-kecil. Sering juga jahe digunakan dalam masakan seperti stew atau rebusan-rebusan serta sup. Dan ini memberikan rasa hangat bagi mereka yang menghadapi musim dingin dan mengonsumsinya.
Umbi-umbian
Makanan lain yang menghangatkan tubuh adalah umbi-umbian yang, secara kebetulan, sedang musim sekarang. Selain kentang tua, wortel, labu, dan bawang bombay yang enak, jelajahi juga hasil bumi Jepang yang luar biasa. Daikon (lobak Jepang) dan renkon yang renyah (akar teratai) keduanya mudah digunakan. (Kupas saja renkon sebelum dimasak.) Sayuran yang lebih menantang adalah gobo (akar burdock) yang mirip ranting dan sato imo (kentang talas) berbulu.
Nabe
Nabe adalah salah satu stew khas Jepang yang memiliki ciri khas berbeda-beda di setiap daerah. Namun secara kompak, masyarakat Jepang setuju bahwa Nabe paling enak dinikmati dengan kompor kecil yang masih menyala dan panci berukuran sedang di meja makan mereka.
Untuk pengenalan yang mudah tentang nabe, belilah salah satu kemasan sup nabe instan di supermarket Jepang (jika ada). Bahan yang disarankan akan dicantumkan di bagian belakang, tetapi gambar di depan paket akan memberi Anda informasi yang sama. Kebanyakan campuran nabe disajikan untuk tiga sampai empat orang dan harus direbus dalam panci sebelum menambahkan ikan atau daging dan sayuran yang Anda inginkan, dan kemudian memasak sampai semua bahan matang.
Secara tradisional, seseorang makan rebusannya terlebih dahulu, dan kemudian menggunakan sup yang tersisa untuk memasak mi udon atau ramen atau mengubah nasi menjadi semacam risotto.
Kairo
Penemuan kecil yang berguna untuk membantu melawan hawa dingin bernama kairo. Ini adalah kantong (biasanya sekali pakai) yang diisi dengan arang aktif dan besi bertenaga, antara lain, yang menghasilkan panas selama sepuluh jam atau lebih melalui reaksi kimia yang dipicu dengan dibuka atau diaktifkan dengan mengocok atau mengerutkannya.
Kairo datang dalam berbagai ukuran, termasuk jenis penghangat tangan seukuran telapak tangan dan sisipan sepatu, serta yang lebih besar, perekat untuk menempel pada pakaian. Punggung bawah adalah tempat yang populer untuk memasang kairo. Kairo sangat berguna jika seseorang menghabiskan waktu lama di luar ruangan dan juga baik untuk menghangatkan otot yang sakit. Tempat lain yang bagus untuk menempelkannya, terutama jika Anda merasa masuk angin, adalah tepat di bawah tempat kedua sisi tulang selangka bertemu di dada. Di sekitaran punggung juga bagus.
Namun harus diingat, kairo tidak boleh digunakan saat tidur atau di dekat perangkat pemanas lain.
Aksesoris Musim Dingin
Musim dingin adalah waktu untuk berpakaian berlapis-lapis, untuk memerangkap udara hangat di antara mereka. Dan karena, seperti yang mungkin orang tua katakan bertahun-tahun yang lalu, manusia bisa kehilangan panas tubuh melalui kepala. Nah, itulah juga alasan mengapa orang Jepang memakai topi kupluk hangat. Selain itu mereka juga mempertahankan aksesorisnya, terutama sepatu bot, sarung tangan dan syal, yang menutupi bagian tubuh utama agar tetap hangat — leher, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.