Sebagian di antara kita mungkin pernah mendengar istilah Nihongo Nouryoku Shiken, atau juga dikenal dengan Japanese Language Proficiency Test (JLPT) alias Tes Kemampuan Bahasa Jepang, atau mungkin malah ada yang sudah pernah mengikuti tes ini. Nah, apa sih perbedaan-perbedaan JLPT di Jepang dengan di Indonesia?
1. Perbedaan biaya. Ini mungkin adalah poin terpenting bagi para pembelajar Bahasa Jepang yang sedang merantau di Jepang: Biaya JLPT di Jepang lebih mahal daripada di Indonesia. JLPT di Jepang mematok biaya sebesar 5.500 yen atau kurang lebih Rp. 550.000 . Ini mungkin adalah salah satu pembakar semangat para pembelajar Bahasa Jepang yang mengambil ujian ini untuk lulus, karena tidak mau rugi
2. Pesertanya Peserta peserta JLPT di Jepang adalah orang-orang asing dari berbagai negara. Karenanya, JLPT juga adalah kesempatan untuk menambah kenalan, dan juga kesempatan bertemu dengan orang Indonesia lain yang sama-sama merantau di Jepang, siapa tau ketemu jodoh.
3. JLPT di Jepang seperti main sepakbola Aturan-aturan selama ujian JLPT di Jepang cukup ketat, dan seperti halnya sepakbola, JLPT di Jepang mengenal kartu kuning dan kartu merah. Jika peserta melakukan pelanggaran ringani akan diganjar dengan kartu kuning. Kartu merah sendiri akan berakibat peserta otomatis gagal. Kartu merah akan didapat peserta jika melakukan pelanggaran berat atau mendapat 2 kartu kuning.
4. Duit lagi, duit lagi Kalian merasa biaya JLPT di Jepang mahal? Kalian belum mendengar yang satu ini: Peserta JLPT di Jepang yang lulus tidak otomatis mendapatkan sertifikat, melainkan harus membuat permohonan penerbitan sertifikat, yang tentunya tidak gratis. Biayanya? Cukup 1000 yen saja.
Di samping perbedaan-perbedaan kecil di atas, tidak banyak perbedaan mengenai JLPT di Jepang dan Indonesia, termasuk tingkat kesulitan soalnya pun sama. Jadi, kalian mau ikut JLPT di mana nih?
(Text by Nom de Plume, kontributor Japanese Station yang tinggal di Jepang) [Image source : wowkorea.jp]