Berita Jepang | Japanesestation.com

Hingga kini, masyarakat Jepang masih menggunakan sumpit kayu sekali pakai, atau waribashi dalam jumlah yang sangat banyak, hingga mencapai 25 milyar pasang per tahunnya. Penggunaan sumpit yang dibuang setelah dipakai ini, beserta kertas pembungkusnya, seringkali ditunjuk sebagai salah satu hal yang menjadikan Jepang tidak seramah-lingkungan seharusnya.

Di sinilah, salah satu perusahaan Jepang, yaitu Marushige Confectionery berusaha membuat terobosan, yaitu menghadirkan sumpit yang dapat dikonsumsi setelah selesai dipergunakan. Sumpit ini sendiri sepintas terlihat layaknya sumpit kayu kuno biasa, dan sumpit ini sendiri cukup kuat digunakan untuk menjepit makanan dan sebagainya, namun masih memungkinkan untuk dikunyah.

Bagaimana rasa sumpit tersebut? Perusahaan Marushige sendiri melabeli sumpit yang bisa dimakan tersebut sebagai sumpit dengan rasa tatami. Usut punya usut, ternyata sumpit tersebut dibuat dari sejenis alang-alang bernama igusa, yang juga adalah bahan utama pembuatan tatami. Kumamoto adalah prefektur yang memegang 96% produksi igusa di seluruh Jepang, namun dikarenakan permintaan akan tatami yang mengalami penurunan di tahun-tahun belakangan ini, mendorong lahirnya proyek pembuatan sumpit yang bisa dimakan ini, untuk melindungi produksi igusa di Jepang.

Meskipun terobosan ini bisa dibilang cukup mencengangkan, mengingat mungkin tidak banyak orang yang menyukai citarasa tatami di dalam mulut setelah makan, Marushige tetap berhasil menemukan restoran yang bersedia mengujicoba produknya tersebut. Bagi kalian yang penasaran ingin mencoba sumpit rasa tatami ini, bisa mengunjungi restoran Casa Afeliz Ginza di Ginza, atau restoran Umato di Shimbashi, Tokyo.

(All images: rocketnews24)