Berita Jepang | Japanesestation.com

Kisah tentang kesuksesan orang yang memulai usahanya dari nol, apalagi di luar negeri, selalu memberi inspirasi. Salah satunya yang kali ini diulas adalah kisah tentang warga asal Indonesia yang berhasil membawa bakso menembus negeri sakura. Warga asal Indonesia bernama Fittont Indrasani tersebut membuat produk bakso di Jepang yang dinamakannya Bakso OPAPI. Bakso yang dibuatnya bersama keluarganya itu kini menjadi salah satu produk Indonesia yang digemari di Jepang.

Awalnya, Fittont yang tinggal di Yokohama, Kanagawa, memulai usaha baksonya pada tahun 2010. Pada waktu itu mencari makanan asal Indonesia lumayan susah di daerah tempat tinggalnya. Saat musim dingin, istrinya lalu secara iseng membuat bakso untuk disantap, tapi tetap saja menurutnya teksturnya kurang bagus. Istrinya kemudian terus mencoba membuat bakso saat memiliki waktu senggang walau kadang gagal dan belum menemukan rasa dan bentuk yang pas. Sampai akhirnya Fittont dan istrinya berhasil membuat bakso yang menurut mereka enak dan sudah seperti bakso di Indonesia. Mereka membuat bakso itu sebagai cemilan saat hari libur.

Kisah Sukses Warga Indonesia Yang Belajar Bisnis Bakso di Jepang
Fittont beserta istri dan anaknya.

Di tahun 2012, di rumahnya diadakan pengajian yang diikuti oleh ibu-ibu warga Indonesia yang tinggal di sekitarnya. Karena bingung apa yang hendak disuguhkan untuk para anggota pengajian, akhirnya istri Fittont pun membuat bakso. Tanpa disangka, ternyata teman-teman pengajian istrinya berkata bahwa bakso buatannya enak dan kalau dijual pun mereka pasti mau membelinya.

Fittont lalu merasa bahwa baksonya layak untuk dijual dan secara kebetulan waktu itu banyak juga produk bakso lain yang berjualan secara online di Jepang. Salah satu produk bakso yang terkenal adalah bakso Kak Yeti yang dijual di Tokyo, juga ada bakso Ibu Fatimah yang dijual di Ueno, dan ada juga yang menjual baksonya saja di toko-toko milik orang Indonesia dan Thailand.

Pada waktu itu Fittont dan istrinya mulai mencoba membuat produk bakso yang mereka jajakan melalui Facebook. Ia pun memiliki ide bagaimana jika produk baksonya diberi nama dan logo agar orang-orang mudah mengingatnya. Ia lalu menamakan bakso tersebut dengan nama OPAPI, yang namanya diambil dari perkataan anak mereka yang waktu itu suka sekali berkata "Opapi."

Untuk bahan bakunya, ia membeli daging beku di toko halal, lalu karena sulit didapatkan dan harganya lumayan mahal tepung tapiokanya pun diganti dengan katakuriko, yang kemudian ditambahkan daging ayam untuk membuatnya menjadi kenyal. Setelah dibuat menjadi adonan, bakso-bakso itu direbus terlebih dulu, kemudian di-vacuum dan dimasukkan ke dalam freezer, sehingga para pembelinya harus merebusnya kembali sebelum menikmatinya.

Bakso OPAPI tidak menggunakan MSG dan hanya menggunakan gula, garam, merica dan bawang putih sebagai bumbu intinya. Bakso ini juga  tidak menggunakan pengawet sehingga bisa tahan selama 1 minggu setelah kemasannya dibuka. Apabila disimpan di freezer, bakso ini bisa tahan satu bulan. Untuk kemasannya, bakso-bakso itu dimasukkan dalam plastik dan logonya pun dicetak sendiri.

Mereka kemudian terus membuat bakso dan mempromosikannya di Facebook dan dari mulut ke mulut. Meski demikian, saat itu Fittont belum berani menjualnya ke orang Jepang, karena untuk urusan makanan orang Jepang dikenal teliti, apalagi soal kebersihan dan cara pembuatannya, di mana ada ketentuannya bahwa dapur produksi tidak boleh dicampur dengan dapur rumah tangga, sehingga saat itu bakso OPAPI hanya dijual ke orang Indonesia saja atau ke orang Indonesia yang memiliki suami asal Jepang. Beberapa waktu kemudian respon orang-orang asal Indonesia yang tinggal di sekitar Yokohama dan Tokyo cukup bagus, dan mereka pun membeli bakso tersebut.

Di tahun 2013, Fittont pernah membuka booth di acara festival Indonesia di Shizuoka dan membuat 100 bungkus bakso OPAPI dengan perubahan dalam kemasan dan logonya. Untuk itu, ia membeli mesin vacuum rumahan, dan selain bakso biasa, varian rasa baksonya pun ditambah menjadi bakso urat, bakso tamagochi (isi telur), bakso chizu iri (isi keju), dan bakso molotov (isi cabe rawit). Tapi jenis bakso yang lebih terkenal dan lebih disukai orang-orang di sana adalah bakso urat OPAPI.

Awalnya bakso OPAPI dijualnya seharga 1.000 yen untuk bakso biasa dan urat isi 30 buah, sedangkan bakso tamagochi isi telur berisi 6 buah dijualnya seharga 1.000 yen, sementara bakso molotov isi cabe rawit isi 25 buah dijual seharga 1.000 yen. Namun karena kenaikan harga, sebungkus bakso OPAPI pun kini semuanya dijual seharga 1.100 yen.

Dari promosi di media sosial dan lewat mulut ke mulut, bahkan ada yang menulis status di media sosial tentang ingin menyantap bakso, akhirnya banyak orang yang menyarankan teman-temannya untuk mencoba membeli bakso OPAPI yang lezatnya seperti bakso di Indoneisa. Melihat hal itu Fittont merasa senang sekali karena bisa mengobati kerinduan teman-temannya di Jepang akan bakso Indonesia dengan cita rasa yang sama.

Dalam menjual dan mempromosikan produk baksonya, Fittont juga kadang mengalami kejadian lucu, misalnya melakukan transaksi jual-beli di stasiun kereta. Bahkan, ia juga pernah pergi jauh hingga ke Saitama untuk mengantarnya sendiri. Tapi yang menjadi kebanggaannya adalah saat ada yang membeli bakso OPAPI dari Hokkaido hingga Okinawa. "Suatu kebanggaan menurut saya, bayangkan, kalau diibaratkan yang membelinya itu jika di Indonesia seperti dari Sabang sampai Merauke," ujar Fittont sambil tertawa.

Untuk ke depannya, Fittont memiliki impian bakso OPAPI tidak hanya dikenal orang lewat Facebook dan dari mulut ke mulut saja tapi juga mempunyai toko fisik sendiri, baik di Jepang maupun di Indonesia.

Semoga makin sukses ya bakso OPAPI, enak, enak, oishii!