Jepang akan memulai proyek percontohan selama tahun fiskal ini untuk menarik lebih banyak wisatawan asing dengan kebiasaan diet dan budaya yang beragam, seperti vegetarian dan Muslim agar berkunjung ke destinasi wisata di daerah.
Badan Pariwisata Jepang akan memberikan subsidi untuk mempromosikan penggunaan piktogram yang menunjukkan bahan makanan, pengembangan menu untuk para pengunjung tersebut, juga pendirian ruang sholat bagi Muslim.
Menurut keterangan dari badan tersebut, jumlah wisatawan dari negara-negara Asia Tenggara dengan populasi Muslim yang besar, seperti Indonesia dan Malaysia, semakin meningkat.
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan asing ke Jepang, negara tersebut menghadapi kebutuhan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi vegetarian dan Muslim.
Kota Okayama telah secara resmi mengeluarkan sertifikasi untuk fasilitas akomodasi yang dianggap ramah bagi Muslim. Sementara itu, Kota Hitoyoshi di Prefektur Kumamoto fokus pada promosi hidangan halal yang disiapkan sesuai dengan hukum Islam.
Badan Pariwisata Jepang berharap banyak pemerintah daerah lainnya akan mengikuti langkah ini. Proyek ini memerlukan kerjasama antara pemerintah daerah, organisasi manajemen destinasi, atau DMO, dan bisnis di industri restoran, hotel, dan wisata.
Setiap pihak akan menyusun program wisata yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan wisatawan asing dengan kebiasaan diet dan budaya yang beragam. Badan tersebut kemudian akan memilih sekitar enam tempat sebagai area percontohan yang akan menerima subsidi negara untuk menutupi biaya barang-barang yang termasuk dalam program wisata tersebut.
Proyek ini akan mendukung pengembangan menu makanan Jepang asli untuk Muslim dan vegetarian dari luar negeri, juga akan mempromosikan penggunaan piktogram yang memungkinkan bahan-bahan yang terdapat dalam makanan restoran dan oleh-oleh dapat dipahami hanya dengan sekilas melihatnya.
Selain daging babi, hukum Islam melarang konsumsi alkohol, termasuk mirin (sake masak manis), dan beberapa kecap kedelai. Sementara vegetarian menghindari makan tidak hanya daging dan ikan tetapi juga hidangan yang mengandung kaldu dari hewan.
Jumlah perkiraan wisatawan vegetarian tahunan ke Jepang adalah 1,67 juta pada tahun 2018, sebelum pandemi COVID-19, dengan pengeluaran mereka untuk makanan dan minuman diperkirakan mencapai 45 hingga 60 miliar yen.
Jumlah kunjungan dan jumlah pengeluaran tersebut diperkirakan akan terus meningkat.
Subsidi juga akan diberikan untuk mendukung pendirian ruang sholat bagi Muslim di pusat informasi wisata dan area istirahat pinggir jalan michi no eki.