Berita Jepang | Japanesestation.com

watermelon carving 01

Hal apa yang lebih menyejukkan di musim panas dibandingkan rasa manis dari semangka? Bahkan melihat salah satu saja tampaknya dapat menawarkan sedikit rasa lega dari panas yang terik. Karena ada sesuatu yang menyenangkan dari bentuk bulat sederhana dari buah satu ini.

Namun, serahkan saja kepada koki Takashi Ito untuk membuat seni memotong-motong buah ini terlihat selangkah lebih maju. Setelah beres dikerjakan, hasilnya adalah sebuah karya seni yang rumit.

Sebagai pengawas dapur perjamuan di Grand Prince Hotel Takanawa di Minato Ward di Tokyo, tangan Ito biasanya penuh menyiapkan hors d'oeuvres untuk ratusan, bahkan ribuan tamu dalam satu waktu.

Sangat berbada antara hanya menaruh semangka tersebut dalam potongan kotak biasa dalam sebuah piring dengan menyajikannya dengan wajah seorang presiden perusahaan dan pasangan yang menikah dengan menggunakan kulit semangka tersebut.

Ito telah mengerjakan seni ukiran kulit semangka itu sejak bertahun-tahun lamanya. Ia telah mengerti bagaimana membuat kemiripan dengan wajah seseorang, dan bagaimana perbedaan selera antara pria dan wanita. “Pria dan wanita memiliki selera yang berbeda. Seorang wanita akan merasa tidak nyaman jika apa yang kuukir tampak terlalu nyata. Salah satu alasannya adalah bahwa kulit semangka berwarna hijau, dan hal itu membuat orang terlihat seperti alien. Jadi aku harus berhati-hati untuk membuat desainku terlihat lebih jenaka, lebih mirip anime. Pria, di sisi lain, ingin terlihat senyata mungkin.”

watermelon carving 02

“Bergidik” dan “kejutan budaya” adalah bagaimana Ito menggambarkan perasaannya saat pertama kali mengenal seni ukiran semangka di sebuah pameran masakan Thailand yang diadakan di Tokyo. Saat itu juga ia membulatkan tekad untuk membeli melon sendiri dan mencoba berkreasi dengannya. Itu adalah 10 tahun yang lalu. Sejak saat itu Ito terus mengembangkan tekniknya yang unik dari sebuah seni yang ia temukan di Thailand – tempat di mana seni ukiran buah-buahan telah ada sejak lebih dari 700 tahun silam.

“Koki Thailand biasanya lebih memilih untuk bekerja di bulatannya, namun aku membatasi diri ke daerah pusat sebesar 250 milimeter, tapi itu memang membawa kesulitan tersendiri,” kata Ito, yang menghitung manga dan ukiyo-e di antara hal-hal yang memengaruhi karyanya. “Melon adalah sebuah bola dunia, jadi seperti peta proyeksi Mercator, Anda harus mengantisipasi distorsi di kutub.”

Melon pilihan Ito berasal dari Prefektur Kumamoto, atau dari Prefektur Okinawa dan Hokkaido ketika mereka tidak tersedia di Kumamoto. Ia membatasi sesi ukiran yang ia kerjakan ke dalam satu blok dari satu hingga tiga jam, lewat dari situ konsentrasinya akan terputus-putus. Untuk kreasi yang paling rumit ia pertama akan berlatih pada lobak daikon.

Semangka, seperti yang telah dipelajari oleh Ito, adalah buah yang sangat sempurna untuk sebuah ruang perjamuan, dilihat dari besar, warna dan ketahanannya. Jika didinginkan dengan baik, ukiran semangka akan dapat bertahan selama seminggu.

watermelon carving 03

Dibandingkan dengan ukiran bunga dari sebuah wortel misalnya, yang sulit untuk dinikmati keindahannya dari kejauhan, buah semangka dapat menarik perhatian kita dari ujung ruangan sekalipun. Mereka dapat mengundang kita untuk mendekatinya, dan saat kita telah dekat kita akan merasa terkejut sekaligus takjub melihat karya seni yang terukir di tubuhnya.

“Saat aku baru mulai, aku tidak menyangka aku akan mengukir ratusan buah semangka,” kata Ito. “Saat dipikir lagi, di situlah nilai yang paling penting. Tidak peduli seberapa berbakat atau terampilnya Anda, tidak akan berarti apa-apa jika kita tidak terus maju.”