Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada Selasa, 6 Agustus lalu, Hiroshima mengadakan acara peringatan peristiwa bom yang terjadi 74 tahun lalu di kota tersebut. Wali kota Hiroshima, Kazui Matsui menyerukan untuk pemusnahan senjata tersebut, juga meminta pemerintah Jepang melakukan hal lebih mengenai hal yang berkaitan mengenai persenjataan nuklir.

Di momen tersebut, mengacu kepada perjanjian yang diterima Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 7 Juli 2017, Matsui juga menyebutkan agar pemimpin Jepang turut menandatangani peraturan dan perjanjian mengenai larangan penggunaan senjata nuklir untuk mewakili suara para korban.

"Sekarang ini, di seluruh dunia, kita melihat nasionalisme yang berpusat pada diri sendiri, dengan tekanan akan ekslusivitas dan persaingan internasional, namun pelucutan senjata justru terhenti," tambahnya dalam deklarasi perdamaiannya.

Matsui menyerukan generasi muda agar tak hanya menganggap peristiwa pengeboman Hiroshima sebagai kisah sejarah saja, tetapi juga sebagai hal milik mereka. Ia juga berseru agar para pemimpin dunia mendatangi kota-kota yang dibom nuklir untuk mengetahui apa yang terjadi.

Di tengah hujan lebat, kurang lebih sebanyak 50.000 orang, termasuk duta besar dan diplomat lainnya dari 92 negara, serta korban bom atom yang selamat dan keluarga yang berduka turut hadir ke acara peringatan tersebut.

Mereka mengucapkan doa hening bersama tepat pada pukul 08.15 pagi, saat bom atom dijatuhkan di Hiroshima 74 tahun yang lalu.

Serangan bom nuklir Amerika Serikat kepada Hiroshima yang terjadi pada 6 Agustus 1945 tersebut merenggut sekitar 140.000 jiwa. Serangan yang sama diarahkan kepada Nagasaki tiga hari setelahnya yang menewaskan 70.000 orang sebelum akhirnya Jepang menyerah dalam Perang Dunia II.

  Featured Image: The Brag Source: The Asahi Shimbun, Time