Berita Jepang | Japanesestation.com

Duta Besar Jepang untuk Indoneaia, H. E. Masaki Yasushi melakukan kunjungan ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Hari Rabu (26/6) dalam agenda Studium Generale yang bertemakan Indonesia-Japan Partnership.

Ceramah singkat yang dihadiri oleh sebagian besar mahasiswa ini dibuka dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Sosial dan Politik UMY, Takdir Ali Mukti, yang bercerita tentang bagaimana Kaisar Akihito pernah mengunjungi Keraton Yogyakarta dan ditemui oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X di tahun 1991. 

Dalam kunjungannya kala itu, Mukti mengatakan bahwa sang kaisar pernah menanam sebuah pohon sawo di halaman keraton, yang dalam Filosofi Jawa bermakna kebajikan.

Ia berharap dengan adanya kegiatan ini, para mahasiswa dapat memahami lebih mendalam tentang dinamika kerjasama Indonesia-Jepang. 

Dokumentasi Studium Generale (Instagram/jpnambsindonesia)
Dubes Jepang Masaki Yasushi memaparkan kuliah umum (Instagram/jpnambsindonesia)

Enam puluh lima tahun persahabatan Indonesia Jepang telah melahirkan berbagai kerja sama di berbagai bidang termasuk Indonesia Japan Economic Partnership Argreement (IJEPA), Bantuan Pembangunan Pemerintah Jepang (ODA) hingga kerjasama keamanan di Kawasan Indo-Pasifik.

Masaki Yasushi menyebut bahwa Indonesia dan Jepang berbagi kesamaan nilai seperti Rule of Law, keberagaman, inklusifitas, dan keterbukaan.

Strategi diplomasi Jepang yang mengedepankan konsep Free and Open Indo-Pacific (FOIP) menitikberatkan pada promosi dan penetapan nilai-nilai fundamental, kemakmuran ekonomi serta perdamaian dan stabilitas kawasan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah memandang hubungannya dengan Indonesia sebagai bagian integral dari inisiatif FOIP yang pertama kali dipelopori pada  masa pemerintahan Shinzo Abe tersebut.

Jepang telah berkomitmen untuk menghadapi berbagai masalah global yang serius seperti perubahan iklim, kesehatan, pangan, terorisme dan lain-lain.

Dokumentasi Studium Generale (Instagram/jpnambsindonesia)
Foto pada akhir acara (Instagram/jpnambsindonesia)

Kerja sama Indonesia dan Jepang dibangun oleh rasa saling percaya yang mendalam. Hal ini tercermin dalam kunjungan Kaisar Naruhito ke Indonesia yang merupakan kunjungan resmi luar negeri pertamanya sejak naik takhta pada tahun 2019.

Ia lalu menyinggung tentang adanya krisis kekurangan tenaga kerja di Jepang akibat kelahiran yang rendah. Sementara itu, Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan, tepatnya pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang.

"ini menjadi potensi besar dalam hubungan kerjasama Indonesaia-Jepang," ucapnya.

Saat ini Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang menduduki peringkat kedua setelah Vietnam dalam Program Pelatihan Magang Teknis dan Pekerja Berketerampilan Spesifik (SSW), yang diadakan oleh Pemerintah Jepang.

Masaki Yasushi menutup kuliah umumnnya sambil menggarisbawahi pentingnya pertukaran penduduk antara Indonesia dan Jepang baik di bidang pendidikan maupun ketenagakerjaan, agar semakin menguatkan persahabatan kedua negara.