Berita Jepang | Japanesestation.com

Upacara penutupan Olimpiade telah berlangsung meriah sejak bulan Agustus lalu, namun Paralampiade Tokyo 2020 yang diadakan sejak tanggal 24 Agustus hingga tanggal 5 September kemarin baru saja berakhir. Setelah 13 hari yang penuh dengan aksi dari penampilan para atlet di 22 cabang olahraga berbeda dan 539 event, Paralimpiade Tokyo 2020 resmi ditutup.

Sama halnya dengan upacara pembukaan, upacara penutupan pun berlangsung tanpa penonton di tribun, selain beberapa VIP termasuk Putra Mahkota Akishino, Perdana Menteri Yoshihide Suga, Gubernur Tokyo Yuriko Koike dan presiden Komite Paralimpiade Internasional Andrew Parsons, termasuk juga para atlet Paralimpiade yang masih berada di Tokyo.

Tema upacara penutupan Tokyo 2020 adalah Harmonious Cacophony and Moving Forward, dan acara ini bertujuan untuk menampilkan baik penyandang disabilitas maupun non disabilitas, membiarkan mereka bersinar diantara perbedaan. Berikut adalah beberapa momen tak terlupakan dari upacara yang menyentuh para penonton di seluruh dunia, yang dirangkum oleh Timeout.

Parade Negara menampilkan atlet dari Afghanistan

Paralimpiade 2020
Photo: Alex Pantling/Getty Images

Upacara penutupan dimulai dengan penampilan penuh warna oleh para penyandang disabilitas, termasuk full band dan breakdancer tunanetra. Setelah bendera Jepang dibawa oleh sejumlah Paralimpiade terpilih, Parade Negara-Negara dimulai, memperkenalkan semua tim yang berpartisipasi dengan bendera mereka masing-masing.

Salah satu momen yang paling tak terlupakan dari prosesi tersebut adalah tim Afghanistan. Pada upacara pembukaan, negara tersebut tidak memiliki atlet yang hadir dan diwakili oleh sukarelawan Tokyo 2020 sebagai tanda solidaritas dan untuk upacara penutupan, Afghanistan diwakili oleh dua atlet yang berhasil sampai ke Tokyo dengan selamat untuk bertanding di Olimpiade. Hal tersebut jadi momen yang kuat, menunjukkan betapa berartinya ajang ini bagi para atlet.

Para pemenang I'mPossible Awards Diperkenalkan

Paralimpiade 2020
Photo: Alex Pantling/Getty Images

Selanjutnya, I'mPossible Awards diberikan kepada atlet Paralimpiade dan sekolah luar biasa yang mendukung program pendidikan I'mPossible Paralympic. Program I'mPossible diluncurkan pada tahun 2017 dengan dukungan dari Nippon Foundation Paralympic Support Center untuk mendidik kaum muda di seluruh dunia tentang nilai-nilai dan gerakan Paralimpiade. 

Selama upacara, penghargaan diberikan kepada tiga sekolah termasuk Sekolah Dasar Kiyomidai di Chiba, Sekolah Pendidikan Kebutuhan Khusus Togane Prefektur Chiba, dan Sekolah Lilongwe LEA di Malawi. Dua Paralimpiade juga diberikan penghargaan atas dukungan mereka, Lassam Katongo dari Zambia dan Katarzyna Rogowiec dari Polandia.

Bendera Paralimpiade diserahkan ke Paris

Setelah penghargaan adalah ucapan terima kasih kepada para sukarelawan Paralimpiade Tokyo 2020 sebelum pertunjukan sirkus psikedelik lainnya dari para penari, musisi, dan, tentu saja, kembang api yang lebih berwarna, yang menghiasi di sekeliling Stadion Nasional Jepang.

Presiden IOC Andrew Parsons, Gubernur Koike dan walikota Paris, Anne Hidalgo, kemudian dibawa ke atas panggung untuk upacara penyerahan bendera. Paralimpiade 2024 di Paris akan menandai pertama kalinya kota itu menjadi tuan rumah Paralimpiade. Lagu kebangsaan Prancis jjuga dibawakan di layar oleh Betty Moutoumalaya, yang menyanyikan lirik menggunakan bahasa isyarat.

Gerakan WeThe15 kembali ditampilkan

Pertama kali debut pada upacara pembukaan, gerakan WeThe15 adalah kampanye kolaboratif melawan disabilitas dan diskriminasi. Gerakan ini didukung oleh sejumlah organisasi termasuk diantaranya Komite Paralimpiade Internasional, Unesco dan Invictus Games,  jumlah tersebut mewakili 15 persen dari populasi dunia (lebih dari satu miliar orang) berkebutuhan khusus.

Tagar resmi gerakan tersebut, #WeThe15, dibagikan di awal dan menjelang akhir upacara, dengan sebuah video yang menginspirasi termasuk penampilan tamu oleh pejabat PBB hingga Pangeran Harry.

Api Paralimpiade padam dengan sebuah lagu

Paralimpiade 2020
Photo: Carmen Mandato/Getty Images

Penampilan indah dari What a Wonderful World karya Louis Armstrong yang dibawakan oleh berbagai artis penyandang disabilitas, termasuk Atsushi Okuno di vokal, Yuina Koshio dan sign-singing oleh Rimi menutup Paralimpiade Tokyo 2020.

Setelah penampilan tersebut, obor Tokyo 2020 sekali lagi padam, menandai berakhirnya Olimpiade di Tokyo, dan ditutup oleh kemeriahan dari ledakan kembang api terakhir.

Saat upacara berakhir, pesan terakhir ditunjukkan oleh para pemain dan sukarelawan, mengakui upaya luar biasa dari setiap atlet Paralimpiade.