Seluruh orang di dunia pasti mengakui kehebatan dari kereta Jepang, mulai dari keretanya, sistem, hingga ketepatan waktunya. Namun apakah kereta Jepang memiliki masalah seperti di Indonesia? Bagi kalian pengguna jasa kereta pasti sudah tak asing lagi dengan keadaan tak nyaman berdesak-desakan di dalam kereta. Di Jepang pun meskipun jumlah kereta sangat banyak, tapi apabila rush hour tiba, keadaannya tak jauh berbeda.
Bagi para orang dewasa di Jepang, mendapatkan tempat duduk di dalam kereta Jepang dianggap bagaikan game dengan hukum rimba, siapa yang kuat maka dia yang berkuasa. Pemandangan saling berebut kursi dan tidak peduli ada lansia atau tidak, ternyata sering terjadi di Jepang.
Berikut adalah rangkuman curhatan para pengguna kereta Jepang yang dilansir oleh Netallica :
-
Tipuan "Saya turun di stasiun berikutnya"
"Ada seseorang yang tiba-tiba menyimpan smartphone nya ketika pengumuman pemberhentian selanjutnya diumumkan, tapi bukannya turun dia hanya membetulkan posisi duduknya untuk tidur." (33 tahun, sales)
"Saya melihat ada seseorang yang melihat ke luar jendela pada saat kereta berhenti, tapi ternyata orang tersebut tidak turun." (35 tahun, perusahaan dagang)
"Ketika pintu terbuka, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri, dan ternyata dia hanya memperbaiki posisi duduknya. Saya sangat kesal ketika melihatnya." (30 tahun, konstruktor)
Penumpang yang berdiri pasti memberi pehatian penuh kepada semua penumpang yang duduk, mereka akan menebak-nebak siapakah yang akan turun di stasiun berikutnya. Apabila tertipu, mereka pasti akan merasa kesal dan sulit untuk memaafkannya.
-
Kursi yang diincar direbut orang
"Ketika penumpang yang duduk di depan saya turun, tiba-tiba orang sebelah bergeser dan mendudukinya. Saya pun kesal karena sudah mengincar tempat duduk tersebut." (37 tahun, pekerja asuransi)
Semua orang pasti akan kesal ketika perasaan "akhirnya bisa duduk juga" hilang begitu saja setelah orang lain mendudukinya tanpa mempedulikan kita yang sudah lama menunggu penumpang di depan mata untuk turun.
-
Orang yang berdiri di kedua sisi pintu
Dalam keadaan tersebut pasti suasana akan menjadi buruk, dimana orang yang turun ingin memberikan jalan, dan orang yang mengambil posisi tersebut menyangka bahwa dia memang akan turun di stasiun berikut."Saya berdiri di sisi pintu, kemudian pada saat kereta berhenti saya turun untuk memberi jalan kepada orang lain, namun ketika saya masuk kembali ternyata posisi saya telah diambil orang dan saya harus berdesakan di tengah." (34 tahun, penerbit)
-
Naik kereta Jepang bagaikan bermain di film laga
"Ketika kereta penuh dan saya terjebak di tengah, saya tidak dapat turun di stasiun tujuan karena banyak orang yang terburu-buru turun dan juga masuk yang membuat saya semakin terjebak. Selain ini merugikan dan membuang waktu para penumpang lain yang gagal turun, ini juga dapat membunuh seseorang."(31 tahun, pekerja industri)
Mungkin bagi orang Indonesia, kejadian diatas tidak terlalu parah dibandingkan apa yang terjadi di kereta Indonesia. Tapi tetap saja, bagi orang Jepang yang selalu mempedulikan kepentingan bersama dibandingkan diri sendiri, dirugikan dan merasa merugikan orang lain adalah hal yang menyebalkan.
(featured image : mirainoshitenclassic)