Teman-teman JS, pernah gak memperhatikan rumah-rumah di Jepang dalam dorama atau anime? Ada satu perbedaan mencolok lho dengan rumah-rumah di Indonesia. Ya, sebuah papan atau plakat nama! Nah, kira-kira, kenapa ya ada papan nama di setiap rumah Jepang? Yuk, kita cari tahu!
Ternyata, papan nama alias 表札/hyousatsu ini memiliki sejarah yang cukup panjang lho. Mau tahu? Perhatikan penjelasan di bawah ya!
Sejarah Papan Nama
Awal penggunaan papan nama di Jepang berawal dari peristiwa Gempa Bumi Besar Kanto pada 1923 silam. Bencana ini benar-benar mengerikan, namanya mungkin hanya “gempa bumi besar” saja, namun kenyataannya, gempa ini “hadir” diikuti dengan gempa-gempa susulan, kebakaran, dan tsunami.
Pada pukul 11:58 di 1 September 1923 silam, gempa pertama berkekuatan 7,9 SR mengguncang area Kanto. Gempa ini diikuti oleh tsunami setinggi 40 kaki yang disusul dengan kebakaran. Korban jiwa pada hari itu diraksir mencapai 140.000 jiwa. Bencana ini benar-benar menghancurkan dua kota terbesar di Jepang dan menyebabkan trauma di kalangan orang-orang Jepang.
Karena bencana tersebut, banyak orang dinyatakan hilang. Nah, untuk membantu menemukan anggota keluarga dan kerabat yang hilang, orang-orang di Jepang mulai memasang papan nama di depan rumah mereka, berharap agar orang-orang yang hilang dapat menggunakan nama marga di papan nama tersebut untuk mencari rumah mereka.
Sejak saat itu, orang-orang Jepang mulai meletakkan papan nama di depan rumah mereka.
Mengapa Papan Nama Tetap Bertahan Hingga Saat Ini?
Ternyata, selain karena alasan di atas, rumah di Jepang harus memiliki papan nama lho. Pasalnya, rumah-rumah di Jepang jarang ada yang mencantumkan nomor rumah dan nama jalan di depan rumahnya, Karena itu, tanpa sebuah papan nama, akan sulit bagi perugas pos dan kurir yang datang. Ya, papan nama ini berlaku sebagai “pembeda” antara satu rumah dan rumah lainnya, karena kebanyakan rumah-rumah di Jepang memiliki alamat yang sama dengan tetangga mereka dan yang mebedakannya hanya papan nama di depan rumahnya saja.
Ternyata, Harganya Cukup Mahal!
Kebanyakan orang di Jepang baru membeli papan nama setelah mereka membeli sebuah rumah. Alasannya, mereka yang tinggal di apartemen harus meminta izin pada pemilik bangunan karena biasanya, pemilik bangunan tak akan mengizinkan para penyewa untuk melubangi dinding. Dan ternyata, sepertinya ada alasan lain mengapa orang baru membeli benda ini saat membeli rumah, harganya cukup mahal!
Dikutip dari situs Culture Japan milik Dany Choo, harga papan nama memang lumayan menguras dompetmu. Misalnya saja, papan nama bertuliskan "Nagashima" di bawah. Harganya 72.450 yen (sekitar 10 juta rupiah)!
Ada juga yang lebih murah, mulai dari 13.800 (seitar 1,9 juta rupiah) hingga 29.400 yen (sekitar 4,1 juta rupiah). Wow.
Nah, setiap hal tentu ada dampak positif dan negatifnya kan? Begitu pun dengan papan nama di Jepang. Dan inilah dampaknya!
Keuntungan Menggunakan Papan Nama
Ada beberapa keuntungan jika menggunakan papan nama di Jepang. Di antaranya:
- Surat atau paket aman (tidak akan ada kesalahan dalam mengirimkan paket dan surat).
- Kepercayaan tetangga meningkat. Dengan adanya papan nama, tetanggamu dapat mengingat namamu lewat papan nama dan bagi orang Jepang sendiri, papan nama ini menunjukkan bahwa individu atau keluarga tersebut akan tinggal di tempat tersebut secara permanen, membuat adanya rasa kepercayaan pada orang di sekitarnya.
Kerugian Menggunakan Papan Nama
Jika ada keuntungan, tentu ada kerugian kan? Nah, papan nama dapat menyebabkan beberapa kerugian dalam hal keamanan, seperti berikut:
- Orang tak dikenal dapat mengetahui di mana kamu tinggal dan namamu melalui papan nama. Selain itu, ada risiko nama mereka digunakan dalam hal buruk kan?
Nah untuk mencegahnya, beberapa orang Jepang yang menaruh nama mereka di depan pintu rumahnya dengan romaji (alfabet) untuk mengurangi risiko akan hal di atas.
Namun, jika melihat tingkat keamanan Jepang yang tinggi, mungkin tidak ada yang perlu dikhawatirkan ya?
Nah, itulah sekilas tentang mengapa setiap rumah Jepang memiliki papan nama!
Sumber: