Berita Jepang | Japanesestation.com

Jepang memiliki beberapa filosofi hidup yang ditanamkan sejak dini. Misalnya saja, ikigai. Filosofi ini mengajarkanmu untuk hidup lebih lama dan memberikan alasan-alasan menyenangkan tentang kehidupan, sebuah motivasi hidup yang kini tak hanya digunakan oleh orang Jepang saja, melainkan orang lain di seluruh dunia. Nah, ada satu lagi filosofi Jepang yang ditanamkan orang tua Jepang pada anak-anak mereka sejak kecil, yaitu gaman, atau filosofi yang mengajarkan tentang kesabaran dan kegigihan. Nah untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut yuk!

Tetap Sabar di Masa Sulit

filosofi Jepang gaman japansesestation.com
Ilustrasi gaman (pakutaso.com)

Dilansir dari BBC, jika dijelaskan secara sederhana, gaman menunjukkan kesabaran dan kegigihan seseorang saat menghadapi situasi sulit untuk tetap menjaga harmoni kehidupan. Dalam konsep ini, seseorang akan menahan perasaannya untuk menghindari konfrontasi dan dinilai sebagai tanda kedewasaan.

Sementara itu, David Slater, seorang professor antropologi dari Institute of Comparative Culture di Sophia University, Tokyo, mendeskripsikan gaman sebagai sebuah strategi untuk menghadapi berbagai situasi yang terjadi di luar kendali.

“Setiap individu memiliki kemampuan untuk tetap sabar dan metoleransi sesuatu yang tidak disangka-sangka atau sulit dilalui,” ujarnya.

Dasar dari filosofi ini nyatanya adalah fakta bahwa orang Jepang lebih menghargai minim bicara dan selalu mencoba untuk menekan perasaan negatif terhadap orang lain.

“Gaman semakin ditekankan jika kamu adalah seorang wanita. Kami dididik untuk gaman sebisa mungkin,” ujar Noriko Odagiri, seorang profesor psikologi klinis dari Tokyo International University.

Sisi Baik dan Buruk Gaman

filosofi Jepang gaman japansesestation.com
Ilustrasi gaman (pakutaso.com)

Gaman sendiri berasal dari ajaran kepercayaan Buddha terkait bagaimana cara memperbaiki diri sendiri dengan berusaha sabar dan teteap gigih dalam menghadapi keseulitan sebelum secara bertahap masing-masing individu terjun ke dalam masyarakat. Karena itulah gaman dapat digunakan dalam berbagai hal, seperti menghadapi ledakan ekonomi pasca-perang Jepang, atau ketika pekerjaan menyita waktumu yang bekerja sebagai salaryman, dan masih banyak lagi.

Kini, gaman dilihat sebagai salah satu fitur unik yang dimiliki warga Jepang.

“Gaman merupakan representasi dari karakteristik orang Jepang, meski memiliki sisi baik dan buruknya sendiri,” ujar Nobuo Komiya, seorang kriminolog dari Rissho University di Tokyo.

Komiya percaya bahwa adanya pengawasan timbal balik, pemantauan mandiri, dan harapan publik yang terkait dengan gaman merupakan faktor penyebab rendahnya tingkat kejahatan di Jepang. Pasalnya, ketika orang-orang saling mengawasi dan menghindari konflik, orang-orang akan lebih berhati-hati tentang tindakan mereka.

Meski gaman memberi banyak manfaat seperti tak ada pertikaian, tak ada pemecatan karena saling menahan diri, dan membuat tingkat kejahatan rendah seperti yang sudah dijelaskan di atas, filosofi ini memiliki dampak negatif. Ya, gaman bisa mamebuat orang tertekan. Banyak orang di Jepang selalu mengharapkan agar orang lain mengerti apa yang mereka rasakan dibanding memgekspresikan dirinya secara langsung, membuat adanya stress dan tekanan dalam pikiran.

“Terlalu sering melakukan gaman dapat berdampak negatif pada kesehatanmu. Terkadang, saat seseorang menahan hal-hal negatif terlalu banyak, gaman dalam dirinya dapat berubah menjadi seuatu penyakit psikosomatis.”

Meminta pertolongan karena kesehatan mental dianggap suatu kegagalan di Jepang, Orang-orang diminta untuk menyelesaikannya sendiri, Namun hal ini tentu sulit, karena itu tak jarang jika seseorang tiba-tiba “meledak” dan meluapkan kemarahannya karena “gaman” yang telalu menumpuk dalam dirinya. Jadi, sebaiknya diperhatikan.

Menerapkan Gaman

filosofi Jepang gaman japansesestation.com
Ilustrasi gaman (pakutaso.com)

Nah, karena gaman memiliki dampak positif, tak ada salahnya dong untuk mencoba menerapkannya dalam hidup? Berikut 5 cara latihan penerapan gaman, dilansir dari Web24!

  1.  Kontrol diri: Jangan putus asa dan kelola emosimu.
  2. Sabar: Ini mungkin adalah bagian yang paling sulit dilakukan, apalagi jika menghadapi masalah besar dan hectic. Kamu bisa mempelajari beberapa teknik yang direkomendasikan oleh ahli seperti fokus pada situasi terkini dan menghindari mengkhawatirkan hal yang tak dapat kamu kontrol.
  3. Pertahanan: Melatih diri agar tahan banting di situasi tersulit.
  4. Kerelaan: Kata ini berarti kemampuan untuk menerima dengan positif hal-hal negatif yang terjdi di sekitarmu, seperti kematian anggota keluarga.
  5. Kemampuan untuk mengatasi sesuatu: Cobalah untuk melakukan sesuatu yang dapat membuatmu merasa lebih baik. Seperti menyelesaikan aktivitas yang tertunda atau melakukan sesuatu yang dapat mengalihkan pikiranmu.

Nah, itulah sekilas tentang gaman, filosofi Jepang yang mengajarkan kesabaran dan kegigihan. Apakah kamu tertarik untuk menerapkannya?

Sumber:

Web24

BBC