Berita Jepang | Japanesestation.com

Kematian adalah bagian dari kehidupan setiap mahluk hidup, dan setiap budaya di berbagai negara memiliki perspektif tertentu tentang kematian. Mempelajari kematian dalam budaya yang berbeda bisa menjadi cara unik untuk mempelajari hal yang baru, termasuk budaya Jepang.

Perlu diingat bahwa anggota suatu budaya masih merupakan individu yang unik dan memiliki pandangan yang berbeda-beda. Sikap dan pandangan orang Jepang terhadap kematian tidaklah universal, dan dapat berbeda-beda karena beberapa faktor.

Keyakinan Jepang Modern Tentang Kematian

Beberapa pakar percaya bahwa keyakinan orang Jepang terhadap kematian telah berubah dari tradisional menjadi modern dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah karena pengaruh konfusianisme yang semakin berkurang atas budaya Jepang.

Upacara Pemakaman
Upacara pemakaman di Jepang (savvytokyo.com)

Di masa lalu, nilai-nilai konfusianisme membuat orang-orang Jepang menghormati orang yang lebih tua. Karena itu, mempersiapkan kematian, upacara pemakaman, dan menghormati orang yang telah meninggal adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan berbudaya di Jepang. Namun budaya seperti itu telah berubah di era modern ini.

Makna Kematian

Keyakinan orang Jepang tentang kematian dapat berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia dan agama. Tetapi secara tradisional, orang Jepang percaya bahwa manusia terdiri dari dua bagian, yaitu jiwa dan tubuh. Dengan kata lain, kematian belum tentu berarti akhir dari keberadaan seseorang, melainkan hanya momen ketika jiwa pergi meninggalkan tubuh, dan jiwa tetap hidup tanpa tubuh.

Kehidupan Setelah Kematian

Kepercayaan dalam budaya tradisional Jepang terhadap kematian termasuk kepercayaan pada kehidupan setelah kematian. Sepanjang sejarah budaya Jepang, orang-orang secara tradisional percaya bahwa ketika seseorang meninggal, jiwa mereka tetap hidup di tanah kematian.

Budaya Jepang Memandang Kematian
Ilustrasi roh orang meninggal yang berkeliling tempat (think.iafor.org)

Tanah kematian atau dunia orang mati dalam budaya Jepang adalah alam lain yang tidak jauh dari dunia nyata. Menurut kepercayaan, arwah orang yang telah mati selalu ada di dekat orang-orang yang mengenalnya, dan terkadang bahkan mereka mengunjungi orang-orang yang mereka cintai di beberapa waktu tertentu dalam setahun (seperti musim Obon).

Namun, beberapa kepercayaan budaya Jepang kuno juga menyatakan bahwa jiwa orang yang telah tiada tidak beristirahat di satu tempat. Mereka terbang berkeliling, menghabiskan waktu di pegunungan, gua, dan tempat-tempat lainnya. Karena dunia yang berdekatan, mereka bisa muncul sebagai hantu atau roh ketika dunia orang mati tumpang tindih dengan dunia nyata.

Tanah Suci

Karena budaya dan keyakinan yang terus berubah, kepercayaan bahwa roh orang meninggal pergi ke tempat yang dekat setelah mereka meninggal mulai menjadi kurang populer. Pergeseran budaya ini menyebabkan beberapa orang Jepang mulai percaya pada "Tanah Suci" sebagai gantinya.

Upacara Pemakaman
Upacara pemakaman di Jepang (owlcation.com)

Pengertian “Tanah Suci” dalam budaya Jepang lebih mirip dengan surga, merupakan salah satu pengaruh budaya barat yang datang ke Jepang saat era perang. “Tanah Suci” dipercaya sebagai alam terpisah yang menjadi tempat dimana roh orang mati yang telah dimurnikan akhirnya dapat beristirahat.

Keyakinan yang berubah ini memengaruhi cara banyak orang Jepang memperlakukan proses penguburan dan pemakaman. Banyak yang menganggap pemakaman sebagai jalan menuju “Tanah Suci”. Mereka menghormatinya, membangun tugu peringatan, dan monumen besar di situs-situs pemakaman.

Area Pemakaman
Area pemakaman di Jepang (en.wikipedia.org)

Namun, kepercayaan ini tidak menyebar di seluruh penjuru Jepang, dan kepercayaan orang Jepang terhadap kematian akan terus berubah seiring dengan berjalannya waktu. Banyak juga yang alih-alih menganggap pemakaman sebagai jalan menuju akhirat, mereka menganggapnya sebagai tempat dimana mereka bisa berdoa kepada leluhur mereka yang telah pergi lebih dulu, dan akan menjadi pelindung bagi diri mereka sendiri dan generasi mendatang. Hal inilah yang membuktikan bahwa kepercayaan tradisional Jepang terhadap kematian juga masih ada hingga saat ini.