Berita Jepang | Japanesestation.com

Sebagian besar pecinta Jepang pasti akrab dengan beberapa frasa umum tertentu, seperti “Itadakimasu!” (いただきます) dan "Gochisousama-deshita!" (ごちそうさまでした). Kita bisa melihat karakter anime atau dorama mengucapkan ungkapan ini setiap kali mereka makan.

Banyak orang mungkin membayangkan arti ungkapan tersebut adalah "selamat makan" dan "Terima kasih untuk makanannya", karena sering diartikan begitu. Tetapi arti ungkapan bahasa Jepang ini sebenarnya lebih kompleks daripada sekadar bersikap sopan. Mereka mengungkapkan penghargaan yang dalam kepada semua orang yang terlibat, terutama kepada Ibu Pertiwi.

Jadi, Apa Sebenarnya Arti “Itadakimasu”?

Itadakimasu dan Gochisousama
Ilustrasi mengucapkan "Itadakimasu" dan "Gochisousama" sebelum dan sesudah makan (cotoacademy.com)

Itadakimasu” secara harfiah diterjemahkan menjadi “Saya akan dengan rendah hati menerimanya”, tetapi terjemahan ini tidak mengungkapkan makna yang lebih dalam.

Ungkapan ini dimaksudkan untuk menghormati mereka yang terlibat dalam mewujudkan makanan yang disajikan, termasuk para petani dan nelayan, selain ibu atau ayah, atau siapa pun yang menyiapkan makanan tersebut. Itu juga termasuk mengucap syukur kepada hewan dan tumbuhan yang mengorbankan dirinya untuk menjadi santapan. Mirip dengan mengucapkan berkah, kecuali dengan ungkapan bahasa Jepang ini, kamu tidak hanya berterima kasih kepada Tuhan, tetapi mereka yang membantu menyiapkan makanan dan isi makanan itu sendiri.

Itadakimasu dan Gochisousama
Ilustrasi mengucapkan "Itadakimasu" dan "Gochisousama" sebelum dan sesudah makan (pakutaso.com)

Selain harapan untuk makan yang enak, "Itadakimasu" juga mendasari rasa syukur. Ungkapan ini menempatkan fokusnya pada sumber makanan daripada makanan itu sendiri, yang berakar pada Buddhisme tradisional Jepang, meskipun dalam praktiknya di zaman modern ini lebih bersifat budaya daripada agama.

Jadi, untuk bersikap sopan, sebagai etika makan di Jepang, kamu harus menunggu semua orang berkumpul lalu mengucapkan "Itadakimasu" dengan benar sebelum mulai makan. Beberapa orang juga mengucapkannya sambil mengatupkan kedua tangan, terkadang memegang sumpit dengan ibu jari, dengan mata tertutup.

Bagaimana dengan “Gochisousama”?

Itadakimasu dan Gochisousama
Ilustrasi mengucapkan "Itadakimasu" dan "Gochisousama" sebelum dan sesudah makan (pakutaso.com)

"Gochisousama deshita" atau yang lebih kasualnya "Gochisousama" adalah ungkapan bahasa Jepang yang digunakan setelah menyelesaikan makan, secara harfiah diterjemahkan sebagai "Itu adalah pekerjaan yang sangat berat (untuk menyiapkan makanan)". Dengan demikian, dapat diartikan dalam sebagai “Terima kasih untuk makanannya”. Seperti “Itadakimasu“, ini berarti berterima kasih kepada semua orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan yang disajikan. Tidak mengucapkan "Gochisousama" setelah makan akan membuat kamu terlihat tidak sopan atau bahkan tidak tahu berterima kasih.

Mengatakan "Gochisousama" dalam suasana pribadi seharusnya tidak sulit, tetapi bagaimana jika kamu makan di restoran? Sebagai pelanggan yang membayar, sopan kah jika melewatkan etika ini? Jawabannya adalah kamu sebaiknya tidak melewatkannya!

Tidak perlu pergi ke dapur untuk berterima kasih langsung kepada koki, cukup ucapkan “Gochisousama-deshita” ke kasir saat membayar tagihan. Kamu juga bisa mengucapkannya sebelum keluar dari pintu, untuk terakhir kalinya, sebelum pergi. Karena biasanya staf restoran Jepang akan menyapa pelanggan mereka saat mereka pergi, kemungkinan besar ucapan kamu akan didengar dan dihargai.

Ilustrasi Makan
Ilustrasi Makan (pakutaso.com)

Banyak yang mengatakan bahwa tata krama yang mengekspresikan etika tradisional seperti mengucapkan "Itadakimasu" atau "Gochisousama" telah memudar di kalangan orang Jepang. Beberapa alasan dapat dikaitkan dengan gaya hidup sibuk atau orang menjadi terlalu terbiasa dengan kenyamanan. Di antara banyak keluarga saat ini, makan bersama sebagai satu keluarga mungkin sedikit merepotkan. Namun, yang paling penting bukan hanya belajar mengucapkan ungkapan ini dengan benar, tetapi mengingat rasa bersyukur yang mereka wakili.

Sumber: Voyapon, Coto Japanese Academy