Berita Jepang | Japanesestation.com

Festival Tanabata, atau yang dikenal juga sebagai Star Festival, adalah salah satu festival musim panas Jepang yang awalnya berasal dari Tiongkok, Festival Qixi. Perayaan Tanabata ini dilakukan untuk memperingati kisah cinta romantis sepasang kekasih, Orihime dan Hikoboshi, yang dilambangkan sebagai bintang Vega dan Altair.

tanabata tokyo
Festival Tanabata di Tokyo (japan-suite.com)

Menurut legenda, Galaksi Bima Sakti memisahkan Orihime dan Hikoboshi, dan mereka hanya diperbolehkan untuk bertemu setiap satu tahun sekali, pada hari ketujuh dari bulan lunar ketujuh (dari kalender lunisolar), yang berarti 7 Juli dalam kalender modern. Tanggal perayaan festival ini berbeda di setiap daerah, dan Festival Tanabata yang paling terkenal diadakan di Sendai pada 7 Agustus. Tetapi umumnya festival dimulai pada tanggal 7 Juli, dan perayaannya berlangsung antara Juli sampai Agustus, di hari-hari tertentu.

Dimulai sejak zaman Edo, pada hari perayaan Tanabata, orang-orang menulis permohonan mereka di selembar kertas yang disebut tanzaku, kemudian menggantungnya di pohon bambu. Terkadang ada juga yang menulis permohonan mereka dalam bentuk puisi. Di tengah malam atau di hari berikutnya, pohon bambu yang berisi harapan orang-orang akan dihanyutkan ke sungai atau laut, atau juga dibakar sebagai persembahan, agar semua permohon yang tertulis menjadi kenyataan.

display tanabata
Display Tanabata pada Zaman Edo di Fukagawa Edo Museum (en.wikipedia.org)

Putri Orihime, seorang penjahit dan anak dari Dewa Langit, bekerja keras menenun kimono yang indah di tepi sungai (bima sakti). Karena terlalu sibuk menenun, Orihime menjadi sedih dan khawatir akan menemukan jodohnya. Dewa Langit sangat menyayangi Orihime dan mengatur pertemuannya dengan Hikoboshi, pengembala sapi yang tinggal di sisi lain dari galaksi bima sakti. Setelah bertemu, Orihime dan Hikoboshi langsung jatuh cinta dan menikah. Cinta dan pengabdian mereka begitu dalam, sampai-sampai Orihime berhenti menenun, dan Hikoboshi membiarkan sapi gembalanya berkeliaran di sungai, bahkan hingga tidak terurus dan sakit.

Dewa Langit menjadi marah dan melarang mereka untuk bersama, tetapi Orihime memohon padanya untuk mengizinkan mereka tetap bersama. Karena mencintai putrinya, akhirnya ia memutuskan bahwa mereka tetap bisa bertemu satu tahun sekali setiap tanggal tujuh di bulan ketujuh, dengan syarat Orihime kembali menenun kimono. Merekapun menyetujuinya, Orihime dan Hikoboshi akhirnya hidup terpisah.

Pada hari pertama dimana akhirnya mereka bisa bertemu, mereka merasa kalau sungai (galaksi bima sakti) terlalu sulit untuk dilewati. Orihime menjadi sangat sedih, sampai kawanan burung gagak datang dan membuatkan jembatan untuknya. Jika pada hari tersebut hujan datang, kawanan burung gagak tidak akan datang untuk membantu, jadi mereka harus menunggu sampai tahun berikutnya untuk bisa bertemu.

pohon harapan
Pohon bambu yang digantungi harapan saat Festival Tanabata (teasoul.net)

Itulah kenapa orang Jepang selalu berharap untuk cuaca yang cerah di hari Festival Tanabata, agar Orihime dan Hikoboshi bisa bertemu. Ada beberapa versi cerita lainnya dari legenda Tanabata, tetapi versi cerita yang ini adalah yang paling umum diketahui orang-orang Jepang.