Berita Jepang | Japanesestation.com

Toyotomi Hideyoshi adalah seorang daimyo pada zaman perang sipil, atau Sengoku di Jepang. Ia dilahirkan dari keluarga petani, yang kemudian melayani Oda Nobunaga hingga akhirnya ia menjadi jenderal di pasukan Nobunaga, dan setelah kematian Nobunaga di Honno-ji, mengambil alih tampuk kekuasaan dari Nobunaga dan beranjak menyatukan seluruh Jepang.

BERAWAL DARI ANAK PETANI

Sangat sedikit yang diketahui mengenai kisah hidup Hideyoshi sebelum tahun 1570. Menurut tradisi, ia lahir dengan nama Hiyoshi-maru pada 2 Februari 1536 di Nakamura-ku, Nagoya di provinsi Owari yang menjadi wilayah kekuasaan klan Oda. Ia lahir sebagai anak dari seorang prajurit dari kalangan petani bernama Yaemon. Saat masih kecil, ia meninggalkan rumahnya, dan menjadi pelayan dari seorang bawahan daimyo di wilayah Totomi (Kini bagian dari Shizuoka). Dengan nama Tokichiro Kinoshita, ia bergabung dengan klan Imagawa sebagai seorang pelayan bagi pemimpin setempat, Kahei Matsushita. Ia bepergian ke wilayah milik Yoshimoto Imagawa, daimyo provinsi Suruga, dan bekerja di sana sampai akhirnya ia membawa lari uang yang dipercayakan padanya oleh Yukitsuna Matsushita.

Pada tahun 1557 ia kembali ke Owari dan bergabung dengan klan Oda sebagai pelayan rendahan, namun kepintaran dan kebijakannya berhasil membawanya naik ke posisi samurai. Ia menjadi salah seorang pembawa sandal Nobunaga dan hadir pada Pertempuran Okehazama di mana Nobunaga mengalahkan Imagawa Yoshimoto, dan menjadi salah satu jenderal paling kuat di masa Sengoku. Ia memandori perbaikan kastil Kiyasu dan mengatur urusan dapurnya. Pada tahun 1561, ia menikahi Toyotomi Nene. Meskipun berasal dari keluarga petani, Hideyoshi berhasil menjadi salah satu jenderal Oda Nobunaga yang teratas, dan mengambil nama Hashiba, yang diambil dari gabungan nama keluarga dua orang jenderal pasukan Nobunaga lain, Katsuie Shibata dan Nagahide Niwa.

Hideyoshi memimpin pasukan Oda pada Pertempuran Anegawa di tahun 1570, di mana Nobunaga bersekutu dengan Tokugawa Ieyasu untuk mengepung dua kastil milik klan Asai dan klan Asakura. Setelah kemenangan terhadap Asai dan Asakura pada tahun 1573, Nobunaga menunjuknya sebagai daimyo 3 distrik di bagian utara provinsi Omi. Setelahnya, Hideyoshi pun pindah ke Kunitomo, di tepian timur Danau Biwa, dan mengubah nama kota tersebut menjadi Nagahama, dan ia kemudian pindah lagi ke kota Imahama di sekitar Danau Biwa, dan mengambil alih pabrik senjata api Kunimoto dan meningkatkan output pabrik tersebut.

SETELAH KEMATIAN NOBUNAGA

Setelah pembunuhan Oda Nobunaga dan putra tertuanya Nobutada di Honno-ji oleh Mitsuhide Akechi pada 1582, Hideyoshi mengalahkan Akechi pada pertempuran Yamazaki, dan kemudian menguatkan penerusan kekuasaan Nobunaga olehnya secara de facto. Pada pertemuan untuk menentukan penerus legal Nobunaga, ia menolak kandidat jelas Nobutaka Oda yang didukung oleh jenderal klan oda Katsuie Shibata, dan mendukung anak termuda Nobunaga, Hidenobu. Dengan dukungan dua orang terpandang klan Oda lain, Nagahide Niwa dan Tsuneoki Ikeda, Hideyoshi berhasil menetapkan posisi Hidenobu. Saat tensi menguat di antara Hideyoshi dan Shibata, Hideyoshi menghancurkan pasukan Shibata pada pertempuran Shizugatake, dan berhasil mengonsolidasikan kekuasaannya, dengan menyerap sebagian besar klan Oda di bawah kuasanya.

Pada tahun 1583, Hideyoshi memulai pembangunan Kastil Osaka. Sementara itu, hubungan antara Hideyoshi dengan Nobukatsu Oda tetap memburuk. Nobukatsu bersekutu dengan Tokugawa Ieyasu, yang menyebabkan terjadinya pertempuran Komaki-Nagakute antara kedua pasukan, yang berakhir imbang. Pada akhirnya kedua pihak berdamai, Hideyoshi mengirimkan adik dan ibunya sebagai sandera, dan Tokugawa setuju untuk menjadi salah satu bawahan Hideyoshi.

Meskipun Hideyoshi menginginkan jabatan shogun, kaisar tidak dapat memberikan gelar tersebut pada seseorang dengan garis keturunan rendah sepertinya, sehingga pada tahun 1585 ia mengambil posisi Kanpaku, yang dahulu pernah dipegang oleh klan Fujiwara. Pada tahun 1586, ia secara resmi diberi nama Toyotomi oleh kekaisaran, kemudian pada tahun 1587 membangun sebuah istana megah bernama Jurakudai.

Setelahnya, Hideyoshi mengambil alih provinsi Kii dan menguasai Shikoku di bawah klan Chosokabe. Ia juga mengambil kendali Etchu dan menguasai Kyushu. Pada tahun 1587 ia mengusir misionaris Kristen dari Kyushu untuk dapat lebih menggenggam para daimyo Kristen, dan pada tahun 1588 ia memulai pelarangan kepemilikan senjata oleh kaum petani, yang menghentikan pemberontakan oleh kalangan petani. Pengepungan Kastil Odawara terhadap Klan Hojo di Kanto adalah perlawanan terakhir terhadap Hideyoshi. Kemenangannya di sini mengakhiri berakhirnya masa Sengoku.

Sayangnya, kestabilan dinasti Toyotomi terancam setelah anak tunggal Hideyoshi, Tsurumatsu meninggal pada bulan September 1591. Untuk mengatasi ini, ia menunjuk ponakannya, Hidetsugu Toyotomi sebagai penerusnya, dan mengadopsinya pada bulan Januari 1592. Hideyoshi pun mundur menjadi taiko, dan posisinya sebagai kanpaku diteruskan oleh Hidetsugu.

Di saat kesehatannya mulai mengendur, Hideyoshi mengambil langkah meneruskan impian Nobunaga untuk menguasai Cina. Pada tahun 1951, ia mengirimkan pasukan untuk mengambil alih kerajaan Joseon (Sekarang Korea) untuk membuka jalan menuju dataran Cina yang dikuasai oleh dinasti Ming. Awalnya penyerangan ini berhasil menguasai banyak wilayah Korea, sampai akhirnya pihak Joseon meminta pertolongan dinasti Ming, dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang.

Pada tahun 1593, putra kedua Hideyoshi yang bernama Hideyori Toyotomi lahir. Untuk menghindari permasalahan mengenai penunjukan penerus, Hidetsugu diasingkan ke gunung Koya, dan pada Agustus 1595, diperintahkan untuk melakukan seppuku. Seluruh anggota keluarga Hidetsugu yang tidak menuruti contohnya tersebut kemudian dibunuh di Kyoto, termasuk di dalamnya 31 wanita dan beberapa anak.

KEMATIAN HIDEYOSHI, DAN PENGARUHNYA PADA JEPANG

Pada tahun 1597, Hideyoshi kembali meluncurkan serangan ke Korea, namun penyerangan kali ini bahkan lebih gagal dibandingkan penyerangan sebelumnya. Pada bulan September 1598, Toyotomi Hideyoshi mangkat, namun kematiannya dirahasiakan oleh Dewan 5 Tetua yang ia dirikan, sebelum akhirnya kematian tersebut diumumkan pada akhir Oktober tahun yang sama, diikuti oleh penarikan tentara Jepang dari Korea.

Penyerangan-penyerangan yang gagal ini kian melemahkan klan Toyotomi. Setelah kematiah Hideyoshi, ambisi Tokugawa Ieyasu semakin menguat, dan anak sekaligus pewaris Hideyoshi, Hideyori akhirnya kehilangan seluruh kekuasaan yang tadinya dimiliki oleh ayahnya, seiring dengan  kemenangan Tokugawa Ieyasu pada Pertempuran Sekigahara.

Banyak perubahan yang terjadi pada masyarakat Jepang pada zamannya, dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Hideyoshi. Ialah yang membuat perintah agar kelas petani dilucuti dari senjata, dan membekukan pergerakan kelas sosial di Jepang selama 300 tahun setelahnya.

Ia juga yang memerintahkan survei dan sensus atas seluruh Jepang, dan melakukan pelarangan perpindahan orang tanpa izin dari satu wilayah ke wilayah lain. Ia juga menghilangkan perbudakan di Jepang pada tahun 1588. Secara politis, ia juga menciptakan sebuah sistem pemerintahan yang lebih stabil, dengan membuat keseimbangan di antara para jenderal-jenderal terkuat di Jepang.

Sebagai orang yang dilahirkan dari kalangan rendahan namun berhasil mencapai jabatan tinggi, selama hidupnya, Hideyoshi memiliki banyak nama. Saat lahir, ia diberi nama Hiyoshi-maru, kemudian saat upacara kedewasaan, ia mengambil nama Tokichiro Kinoshita sebagai namanya. Belakangan ia menggunakan nama belakang Hashiba, lengkapnya Hashiba Chikuzen-no-Kami (Hashiba, Pelindung Chikuzen). Ia kemudian diberi nama uji (nama klan) baru oleh kaisar, Toyotomi, menjadikan nama resminya sebagai Toyotomi-no-Hideyoshi. Oleh Oda Nobunaga, ia diberi nama julukan Kozaru, yang berarti Monyet Kecil, berdasarkan bentuk wajah dan tubuhnya yang dianggap mirip dengan monyet.

(All images: wikipedia,org)