Jepang memiliki beberapa museum yang namanya populer sampai mancanegara, salah satunya adalah museum seni kontemporer Kanazawa. Jika ingin mencoba museum di area yang unik, cobalah mampir ke Naoshima, sebuah pulau terpencil di Laut Seto, dan termasuk daerah Prefektur Kagawa.
Dahulu, Naoshima ini adalah pulau yang hening. Namun berkat seorang miliuner pecinta seni, Soichiro Fukutake, dengan bantuan arsitek Tadao Ando pulau ini menjadi hidup dan penuh warna. Sekarang, Naoshima dikenal sebagai pulau seni-nya Jepang karena adanya galeri, museum, dan instalasi seni yang lengkap di satu pulau kecil. Pulau ini sangat cocok bagi para penikmat seni.
Jika sudah tiba di pulau tersebut, cobalah kunjungi Art House Project yang terletak di Honmura, sebuah desa nelayan di ujung timur Naoshima. Di sana ada kuil dan rumah terbengkalai yang diperbaiki kemudian dijadikan venue dan instalasi seni.
Ada juga Chichu Art Museum yang disebut-sebut sebagai highlight Naoshima. Sebagian besar bangunan museum ini berada di bawah tanah yang diterangi dengan cahaya alami, desainnya demikian untuk membiarkan cahaya alami mempengaruhi penampilan karya seni yang dipajang di dalamnya.
Karya pusat dalam museum ini adalah karya dari Walter De Maria, seniman asal Amerika yang bertajuk "Time/Timeless/No Time".
Kemudian, kunjungi Benesse House, museum-hotel yang merupakan 'rumah' bagi berbagai karya ciptaan seniman seperti Hiroshi Sugimoto, Gerhard Richter, dan lain-lain.
Di taman Benesse House juga terdapat "Kabocha", salah satu karya Yayoi Kusama yang paling banyak ia produksi.
Lalu, ada pemandian dengan warna bangunan nyentrik karya Shinro Ohtake, I♥YU. Maksud "yu" dalam nama pemandian ini artinya "air panas". Melihat bangunannya yang tak biasa, terang saja pemandian ini bisa dimasukkan sebagai salah satu karya seni di pulau tersebut.
Source: Pen Magazine International, Time Out Tokyo