Media sosial dan internet belakangan ini dipenuhi kehebohan mengenai sebuah game Visual Novel berjudul Doki Doki Literature Club. Tentu banyak yang penasaran dengan game visual novel yang satu ini, termasuk team Japanese Station. Apa sih yang membuat game yang satu ini menarik? Yuk simak review-nya di bawah ini!
Doki-doki Literature club menceritakan tokoh utama (yang bisa kalian namai sendiri) yang (terpaksa) bergabung dengan klub sastra di sekolahnya karena dorongan Sayori, teman baiknya yang memiliki sifat cerah ceria. Di klub sastra, kalian akan bertemu dengan 3 anggota lain klub ini, yang seperti Sayori, adalah gadis 2D yang moe, yaitu Natsuki, si gadis imut yang tsundere, Yuri, gadis pemalu yang kutu buku, dan si gadis sempurna yang adalah ketua klub, Monika.
Dalam game ini, kalian dapat berusaha mendekatkan diri kepada para anggota klub sastra, melalui sistem pembuatan puisi tiap harinya. Kata-kata yang kalian pilih dalam puisi kalian akan menentukan dengan siapa kalian akan mendapat event di hari berikutnya. Setiap event yang ter-trigger akan memunculkan CG khusus event tersebut. Kalian juga bisa melihat puisi yang dibuat oleh para anggota lainnya, lho.
Sampai sini, masih tidak ada bedanya dengan visual novel roman biasa bukan? Namun sayangnya DDLC bukanlah visual novel roman moe normal. Sebaliknya, visual novel ini adalah visual novel yang jadi terkenal karena isinya yang gelap dan mengandung gore serta tekanan psikologis. Game ini bahkan tidak boleh dimainkan oleh anak di bawah 13 tahun.
------Batas awal spoiler. Bagi yang tidak mau terpapar spoiler, silakan langsung ke halaman 3-------