Berita Jepang | Japanesestation.com

Simbolisme Pemandian Umum

Dalam film, Chihiro bekerja sebagai “yuna”, yang bisa diterjemahkan menjadi “gadis pemandian”. Di Jepang, kata ini digunakan untuk menggambarkan seorang wanita yang bekerja di sebuah pemandian umum untuk memandikan dan memijat klien. Tidak jarang jasa ini melayani lebih ke seksual. Jadi, seorang yuna di masa lalu memang sering menjajakan layanan seksual di pemandian umum. Selain itu, kamu mungkin akan menyadari bahwa semua dewa yang datang berkunjung adalah “Ogami”, atau dewa pria. Hmm, makin menyiratkan metafor seksual tersebut, ya? 

Kita juga akan melihat Yubaba, sang pemilik pemandian umum yang tampil dalam balutan busana ala Barat, jauh lebih stylish dan glamor dibandingkan semua orang di pemandian umum tersebut. Hal ini juga dapat mengindikasikan bahwa ia mengambil uang lebih banyak dari seharusnya, sebuah praktik umum dalam bisnis semacam ini.  Selain itu, dalam sejarah juga disebutkan bahwa pekerja seks di Jepang sering mendapat baju mewah ala Barat yang didapatkannya dari tentara Amerika.

Orang Tua Chihiro

Alasan Chihiro bekerja di pemandian umum ini adalah karena kesalahan orang tuanya sendiri. Mereka berubah menjadi sepasang babi setelah memakan makanan yang bukan milik mereka. Hal ini menunjukkan utang dan penebusan kesalahan.

Karena itu, banyak yang percaya bahwa Chihiro dijual ke pemandian itu oleh orang tuanya untuk membayar utang. Inilah yang menjadi alasan mengapa banyak orang tua miskin menjual anak-anak mereka ke industri seks, sama seperti dalam novel dan film Memoirs of a Geisha. Ketika mereka bersatu kembali pada akhirnya, artinya Chihiro telah berhasil membayar utang kepada si penyihir yang juga pemilik pemadian umum tersebut.

Meskipun teori ini populer, Studio Ghibli tidak pernah merilis pernyataan apapun terkait teori ini. Meskipun begitu, Hayao Miyazaki selaku animator dan screenwriter untuk film ini, pernah mengatakan dalam beberapa wawancara bahwa cara terbaik untuk mengenal kehidupan masyarakat Jepang dan industri seks di dalamnya adalah melalui film. Ia juga kerap mengritik konsumerisme di Jepang.

Ternyata, Spirited Away bukan satu-satunya film produksi Ghibli yang disebut-sebut memiliki makna lain. My Neighbour Totoro misalnya, film yang amat menyentuh hati penontonnya, sempat ramai jadi pembicaraan. Banyak yang mempercayai kalau film itu menceritakan tentang kematian dan kehidupan sesudah mati.  

Jadi, apakah teori fans itu benar? Bagaimana menurutmu?