Berita Jepang | Japanesestation.com

Bagi pecinta film Jepang, pasti tahu dong film anime Sprited Away produksi Studio Ghibli? Ya, film ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Chihiro yang tersesat di hutan. Dia harus bekerja di sebuah pemandian umum untuk para dewa demi menyelamatkan orang tuanya yang berubah menjadi babi! Mendengar sinopsisnya terdengar seru, kan? Namun, pernahkah kamu berpikir kalau film ini mungkin menyimpan makna tersembunyi lain yang lebih gelap? Simak penjelasannya ya biar lebih jelas!

Prostitusi Anak di Spririted Away?

Banyak fans dari seri ini yang menduga kalau film ini memiliki sisi gelap, bahkan beberapa fans membuat teorinya masing-masing. Salah satu teori terpopuler tentang Spirited Away yang banyak jadi buah bibir adalah jalan ceritanya mengisahkan tentang betapa kelamnya prostitusi dan perdagangan anak di Jepang. Jika kamu telah menonton Spirited Away, kamu akan segera menyadari bahwa skenario dan jalan cerita film ini seperti sengaja dibuat untuk menghibur sekaligus menggambarkan sisi gelap dunia nyata.

Sepanjang film diputar, para penonton akan dibawa untuk melihat baik representasi visual dan momen alur cerita yang memberi “hint” ke arah teori tersebut.  Nah, mari kita buktikan apakah teori itu benar!

Arti Nama

Cerita dimulai dengan ayah dari protagonis kita, Chihiro,  bersikeras untuk menyetir melewati jalan yang berbeda dengan biasanya. Namun, mereka malah masuk ke sebuah dunia ajaib dan Chihiro pun terpisah dari orang tuanya. Setelah itu, kedua orang tua Chihiro diubah menjadi seekor babi setelah memakan makanan yang bukan milik mereka, meski Chihiro memohon agar mereka tidak memakannya. Adegan ini bisa jadi merupakan sebuah metafor dari kerakusan, konsumerisme, dan sifat manusia licik yang memanfaatkan sesuatu selagi bisa.

Setelah itu, Chihiro dipaksa untuk bekerja di sebuah sento (pemandian umum) dan seorang penyihir bernama Yubaba memberinya nama baru. Hal ini merupakan hal umum di kalangan bisnis prostitusi Jepang, mengganti nama asli dengan sebuah “genjina”, atau nama panggilan. Nama baru Chihiro adalah Sen, dan ditulis dengan menggunakan satu karakter kanji: 千. Kanji ini memiliki arti 1000, yang mungkin menunjukkan “harga” Chihiro (1000 yen). Tak hanya itu, pemandian umum juga disebut-sebut sebagai metafor dari sebuah brothel di mana Chihiro harus bekerja demi membebaskan orang tuanya. Faktanya, dalam sejarah memang disebutkan bahwa pemandian umum di Jepang dulunya memiliki beberapa pekerja seks yang “melayani” para pelanggan. Bisnis ini terus berlanjut hingga akhirnya dihentikan oleh polisi zaman Edo.