Berita Jepang | Japanesestation.com

Bulan Juni lalu, seorang bintang enka baru telah lahir, bukan dari pojok-pojok tradisional Jepang, namun dari tempat di mana semuanya kawaii dan keren, Shibuya.

Momoyo Fukuda berhasil merebut juara pertama dan mendapatkan penghargaan Grand Prix dalam sebuah kontes menyanyi berjudul Asia Diva Audition, mengalahkan sekitar 21.000 peserta lainnya.

Momoyo berhasil memenangi kontes tersebut dengan mengusung genre favoritnya, gal’s enka. Seperti enka tradisional, gal’s enka adalah sebuah genre musik dimana lagu-lagu di dalamnya umumnya memiliki tema sentimental, seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan atau seorang gadis yang menunggu cinta sejatinya. Namun bedanya dengan enka tradisional, gal’s enka yang istilahnya diciptakan oleh Kensuke Suzuki, seorang profesor sosiologi dari Kwansei Gakuin University, adalah bahwa irama dalam gal’s enka lebih ceria, positif dan membuat perasaan gembira, sementara irama enka tradisional lebih mendayu-dayu.

Termasuk dalam para penyanyi gal’s enka yang terkenal adalah Kana Nishino dan Miliyah Kato. Mereka berhasil memadukan irama enka dengan musik masa kini seperti R&B dan balada namun tetap tidak menghilangkan karakteristik musik enka itu sendiri. Karena hal tersebut, gal’s enka makin mendapat perhatian dari kaum muda Shibuya dan masyarakat Jepang pada umumnya akhir-akhir ini.

Namun belakangan ini gal’s enka yang didukung dengan penjualan ringtone melalui Chaku Uta mengalami sebuah dilema dengan menjamurnya smartphone di Jepang., yang menyebabkan layanan download ringtone musik mengalami kompetisi yang keras. Hal ini dibuktikan dengan turun drastisnya pendapatan dari layanan download ringtone musik, yang pada tahun 2008 memperoleh sekitar 79,8 miliar yen menjadi 58,3 miliar yen pada tahun 2011 lalu.

Belakangan ini banyak gal yang lebih memilih berpesta bersama teman-temannya dan menyanyikan lagu-lagu Age Uta (lagu-lagu yang menghibur orang), termasuk lagu-lagu yang dibawakan oleh grup idol Jepang AKB48.

Penyanyi-penyanyi gal’s enka yang biasanya membawakan lagu-lagu mengenai cinta yang tragis kini mulai merambah tema-tema lainnya. Mereka mulai meninggalkan tradisi lama mereka dan mulai menyanyikan lagu-lagu mengenai cinta atau keluarga dan sahabat, serta bahkan mengekspresikan perasaan mereka kepada orang yang mereka sukai dengan cara yang lebih terus terang.

Sifat dasar gal mulai berubah, dari simpati dengan permasalahan yang menimpa temannya atau seseorang, menjadi lebih ke ajakan untuk bersenang-senang bersama untuk menghilangkan kesedihan dan stres. Sudah saatnya artis-artis baru muncul dan merengkuh tren baru dalam gal’s enka ini.

sumber : ajw.asahi.com