Berita Jepang | Japanesestation.com

Film live-action BLEACH yang diangkat dari manga populer berjudul sama karya Kubo Tite sempat menghebohkan para penggemar manga dan anime, sejak pembuatannya diumumkan. Film tersebut, yang dirilis di Jepang pada 23 Juli lalu, akhirnya juga dapat dinikmati oleh penggemar di Indonesia, melalui layanan streaming berbayar Netflix, mulai 14 September lalu.

Film live-action ini mengisahkan kisah Agent of the Shinigami arc pada manga-nya, yang mengisahkan awal pertemuan Ichigo Kurosaki (Sota Fukushi) dengan Rukia Kuchiki (Hana Sugisaki). Ichigo, seorang pemuda SMA yang bisa melihat hantu dan memiliki kekuatan spiritual yang tinggi, terpaksa menggantikan Rukia menjadi seorang shinigami untuk mengalahkan hollow yang menculik adiknya.

Setelah kejadian tersebut, ternyata masalah yang dialami Ichigo belum selesai: Rukia ternyata tidak bisa pulang ke Soul Society karena kehilangan kekuatan shinigami-nya, dan Ichigo diharuskan berlatih dengannya untuk meningkatkan kekuatan shinigami-nya sendiri, agar bisa diambil kembali oleh Rukia. Selama beberapa waktu itu, keakraban si murid baru Rukia dan Ichigo menimbulkan tanda tanya bagi Orihime Inoue (Erina Mano) dan Yasutora Sado (Yu Koyanagi), dan bahkan menyebabkan Ichigo diintimidasi oleh Uryu Ishida (Ryo Ishizawa), teman sekelasnya yang ternyata adalah seorang Quincy.

Sementara itu, bahaya lain mengintai Ichigo karena ia diincar oleh sepasang Shinigami, Renji Abarai (Taichi Saotome) dan Byakuya Kuchiki (Miyavi) yang ingin membawa kembali Rukia ke Soul Society, juga hollow berbahaya bernama Grand Fisher, yang menyebabkan ibunya, Masaki (Masami Nagasawa) meninggal dunia. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Simak sendiri ya!

Penulis sendiri sebenarnya termasuk ke dalam mereka yang skeptis, apakah live-action ini akan dapat menjawab keinginan para penggemarnya, dan pada saat menontonnya, memang terasa agak hambar bagi penulis, dan setelah menonton, hanya sedikit adegan yang membekas dari film ini. Beberapa nilai minus yang menurut penulis terlihat dalam film ini adalah sikap Renji Abarai yang petantang-petenteng ala preman yang menurut penulis, kurang mencerminkan Abarai versi manga dan anime, yang meski kasar dan (awalnya) terlihat jahat, namun masih memiliki aura keren. Selain itu, beberapa bagian CG yang masih terlihat canggung di beberapa adegan. Penampakan Soul Society yang diperlihatkan sekejap dengan aura gelap juga menurut penulis kurang representatif, karena dengan aura gelap seperti itu, sepintas malah terlihat seperti Hueco Mundo alih-alih Soul Society. Poin minus film ini yang paling fatal bagi penulis adalah ketiadaan karakter Kon, yang boleh dibilang adalah maskot serial Bleach yang seharusnya bisa menjadi comic relief yang lucu.

Meski demikian, film ini juga memiliki beberapa bagian yang menarik menurut penulis, misalnya title card-nya yang menggunakan banyak cuplikan video pendek, yang sedikit mengingatkan pada title card film Marvel; diperlihatkannya bagaimana pertarungan hollow dan shinigami serta dampaknya pada area sekelilingnya dilihat dari mata manusia normal yang tidak bisa melihat hollow dan shinigami, juga diperlihatkannya beberapa penjelasan mengenai dunia dalam kisah ini menggunakan gambar khas Rukia.

Terpilihnya Hana Sugisaki sebagai Rukia dengan model rambut yang sama sekali tidak mirip dengan Rukia versi manga maupun anime sempat menimbulkan pro-dan kontra, namun di beberapa adegan, ekspresi yang diperlihatkan Sugisaki cukup terlihat layaknya ekspresi yang akan dikeluarkan oleh tokoh tersebut, sehingga boleh jadi pemilihan Sugisaki sebagai Rukia bisa dijustifikasi. Pemilihan Miyavi sebagai Byakuya juga rasanya cukup cocok, dan membuat penulis bertanya-tanya sendiri, seandainya bukan Miyavi, kira-kira siapa yang akan cocok menjadi tokoh yang dikenal cool tersebut. Sementara itu, berperan sebagai tokoh utama dalam film ini, Sota Fukushi sendiri rasanya cukup baik dalam membawakan karakter Ichigo.

Salah satu adegan yang paling penulis sukai dari film ini juga melibatkan Rukia, di mana saat membantu Ichigo berlatih, Rukia duduk di atas ban yang ditarik oleh Ichigo sambal membaca manga, yang lalu jatuh karena Ichigo menarik terlalu kencang. Adegan ini menurut penulis terlihat alami, dan bahkan nyaris terlihat seperti ketidaksengajaan, menjadikannya adegan favorit penulis di film ini.

All-in-all, menurut penulis film ini termasuk live-action yang cukup layak ditonton baik oleh kalian yang bukan penggemar maupun yang penggemar Bleach jika kalian kebetulan berlangganan Netflix. Jadi, bagaimana pendapat kalian mengenai film live-action ini? Tulis di kolom komentar di bawah ya!

(All image: Live-Action Bleach Official Website)