SPOILER ALERT!!!
Entah kenapa, akhir-akhir ini Mimin lagi punya ketertarikan lebih sama anime-anime seinen meski daftar filmografinya belum banyak. Dari Psycho-Pass, Death Parade, Tokyo Ghoul, Junketsu no Maria, Sidonia no Kishi, sampai anime agak lama, Ergo Proxy yang belum lama coba Mimin lahap dan semuanya suka. Salah satu yang Mimin kagumi dari anime dengan demografis seinen biasanya adalah character development-nya yang mendalam, yang otomatis membuat kita sebagai penonton bisa merasa 'lebih dekat' dengan para karakter tersebut karena mengerti apa yang mereka alami dan memahami apa yang mereka rasakan. Dan, dari segi perkembangan karakter serta tokoh-tokoh yang diciptakan dengan matang, Gangsta. boleh dibilang unggul dalam aspek-aspek tersebut - menjadikannya anime dewasa yang memang 'dewasa' secara isi, bukan hanya dari sekadar temanya yang memang banyak mengumbar kekerasan, narkoba, dan seksualitas.
Gangsta. memang tidak secara intens mengikuti perkembangan satu karakter secara spesifik seperti Akane dalam Psycho-Pass atau Kaneki dalam Tokyo Ghoul, tapi adaptasi manga karya Kohske ini hadir dengan para karakter yang diramu dengan sangat baik, terutama dari bagaimana penonton dibawa perlahan-lahan mengenal Nic, Worick, dan belakangan Alex secara lebih mendalam melalui penggalan-penggalan kisah masa lalu mereka yang disisipkan dengan tepat ke dalam jalinan kisahnya, hingga sanggup membuat para penonton semakin jatuh cinta dan bersimpati pada mereka.
Ditopang oleh 4 keluarga (Corsica, Paul Klee Guild, Monroe, dan Cristiano) yang menjadi pilar keseimbangan hukum yang rapuh di kota Ergastulum, kehidupan para karakternya yang keras namun penuh dengan momen-momen kemanusiaan ini seringkali ditampilkan dengan iringan dentingan piano dan bas yang apik dan memberikannya atmosfer mirip Kekkai Sensen yang mengambil setting di New York. Namun, cukup disayangkan karena kualitas animasinya seringkali tidak konsisten dalam beberapa episodenya, hingga meski tidak mengganggu jalannya cerita, terkadang muka ganteng dan cantik para karakternya yang menjadi 'rusak' cukup mengganggu juga di mata.
Gangsta. juga banyak menyuguhkan pertarungan seru, terutama jika sudah melibatkan Nicolas yang sedang mengamuk karena overdosis.
Dan, salah satu yang membuat Mimin semakin jatuh cinta dengan Gangsta. adalah karena meskipun Eragstulum bukanlah kota yang 'ramah' pada perempuan, kehidupan yang keras menempa tokoh-tokoh perempuan Gangsta. menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan tegar, tanpa kehilangan kelembutan mereka.
Sebagai anime yang ikut mengangkat kritik sosial tentang perbudakan, segregasi, dan diskriminasi lewat keberadaan para Twilight, Gangsta. memang bukan tontonan yang ringan, namun ini bukan berarti anime ini kehilangan selera humornya.
Anime produksi studio Manglobe ini juga memang banyak berbicara seputar peraduan prinsip yang dipegang teguh oleh para karakter dan kelompok mereka, tentang mempercayai dan dipercaya, menjaga dan melindungi satu sama lain, serta kerelaan berkorban dan berjuang demi kebenaran dan keadilan guna menciptakan dunia yang lebih baik. Mungkin sedikit terdengar klise, tapi percayalah, Gangsta. mampu menuangkan elemen-elemen ini dalam jalinan naratif yang sangat baik.
Ya, kedatangan grup Hunter ini secara tiba-tiba, yang membuat episode 10 sedikit terasa seperti filler Naruto (ini kata salah satu fans yang Mimin baca di forum lho, dan dipikir-pikir memang ada benernya juga), memang mungkin cukup membuat kita kaget karena seakan mengacaukan alur cerita yang sudah berjalan mulus. Tapi, mungkin ini dikarenakan asal-usul grup ini dan keterlibatan mereka yang belum terlalu jelas berada di posisi mana, hingga aksi mereka mengamuk seakan timpang tak jelas arahnya, apalagi saat diletakkan menjelang akhir season - bukannya membuat semuanya menjadi tambah jelas, malah tambah butek.
Jujur, jarang ada anime yang membuat Mimin malah jadi membaca manga-nya duluan saking penasarannya (karena biasanya sebaliknya), dan salah satunya adalah Gangsta. (bukan cuma untuk ngeceng para ojisan ikemen plus Marco & Delico yang gantengnya lebih cetar di manga-nya lho ya). Dan, sejauh yang Mimin baca, isi anime-nya hampir identik dengan sumber aslinya. Sayangnya, Mimin juga sempat dengar kabar bahwa manga-nya saat ini tengah hiatus, hingga untuk bisa memperoleh cukup materi guna berlanjut ke season 2 tampaknya masih agak mustahil terjadi dalam waktu dekat bagi Gangsta. Semoga saja Mimin salah, ya... Menurut kalian bagaimana? Apakah lebih baik Gangsta. dilanjutkan saja dengan ending original, atau mau dengan sabar menunggu?