Berita Jepang | Japanesestation.com

Kasus diduga tindak pidana pemerkosaan terhadap wanita yang menjerat politikus Jepang kembali terjadi baru-baru ini. Tnggal 30 Agustus kemarin, Sankei Shimbun melaporkan jika Polisi Metropolitan Tokyo pada hari Rabu (29/8), mengirim Mac Akasaka, kandidat tetap untuk Gubernur Tokyo yang dikenal kerap berkampanye dengan menggunakan kostum-kostum unik, ke kejaksaan.

Pria berusia 69 tahun tersebut dikirim ke kejaksaan atas dugaan pemerkosaan terhadap seorang pendukung wanitanya, dua tahun silam. Dilansir dari berbagai sumber, pada tanggal 16 April 2016 lalu, Akasaka, yang memiliki nama asli Makoto Tonami, tengah menghibur wanita dan sejumlah pendukung lainnya di sebuah restoran keluarga di Minato Ward.

Mac Akasaka diduga telah membawa korban kembali ke kediamannya sebelum kemudian menyerangnya secara seksual. Namun, Akasaka yang dituduh melakukan tindakan yang mengarah pada perkosaan, justru menyangkal tuduhan tersebut, "Ada persetujuan dari wanita itu," ucapnya seperti yang dikutip dari Kantor Polisi Akasaka.

Menurut pihak kepolisian setempat, korban dalam keadaan sangat mabuk ketika tiba di kediaman Mac Akasaka, sehingga ia tidak mampu berbuat apa-apa untuk melawannya.

Mac Akasaka merupakan kanditat tetap untuk Gubernur Tokyo, setelah bekerja di perusahaan perdagangan Itochu Corp selama 25 tahun, ia memutuskan menjadi politisi dengan penampilan paling unik. Dalam berbagai kesempatan, Akasaka telah mengikuti pemilihan gubernur Tokyo sebagai kandidat dari Smile Party. Selama pidato-pidato kampanye di depan stasiun kereta api utama di ibu kota, sosoknya kerap mengenakan kostum, seperti Superman hingga Sinterklas.

Kasus hampir serupa juga terjadi sekitar empat bulan lalu, Gubernur Niigata yang menjabat sejak tahun 2016, Ryuichi Yoneyama telah mengumumkan pengunduran dirinya menyusul dugaan skandal seks. Ia memutuskan untuk mundur, demi mencegah terjadinya kekisruhan lebih lanjut, juga sebagai bentuk tanggung jawab atas tindakannya. Ryuichi juga meminta maaf sedalam-dalamnya atas tindakan yang telah menghianati kepercayaan banyak pihak.