Berita Jepang | Japanesestation.com

Pihak Kepolisian Jepang pada hari Rabu, 10 Januari kemarin menahan seorang mantan ketua fan club aktris pengisi suara berusia 28 tahun, Ayana Taketatsu karena diduga telah melecehkannya sejak tahun lalu. Kejahatan tersebut diyakini mencakup pengiriman puluhan ribu pesan berisi nada ancaman kepada e-mail agensi dari sang idola yang dikirim dari sebuah cafe manga di kota Kakegawa, prefektur Shizuoka.

Hidehiko Yokoyama, pria berusia 32 tahun tersebut mengirim pesan yang berisi, "(Ayana) semakin sombong. Aku sama sekali tidak akan pernah memaafkannya. "Mati mati mati." Yokoyama yang telah dituduh melakukan ancaman, mengakui tuduhan tersebut, dan menurut polisi. tersangka diyakini telah mengirim lebih dari 200.000 email serupa sejak tahun 2014.

Polisi Tangkap Pria Yang Mengirim Pesan Bernada Ancaman Kepada Ayana Taketatsu
Ayana Taketatsu

Setelah penangkapan Yokoyama, gadis yang dijuluki Ayachi oleh penggemar itu mengungkapkan perasaan leganya, "Karena hal-hal mengerikan itu ditulis, saya takut dan bertanya-tanya mengapa," kata Ayana saat wawancara dengan Fuji News Network pada tanggal 11 Januari kemarin, di mana ia juga terlihat menitikan air mata. Ayana mengatakan bahwa dia sangat takut mengingat insiden penikaman yang dilakukan oleh seorang penggemar kepada idol Mayu Tomita di tahun 2016 lalu.

"Saya beruntung tidak terjadi sesuatu pada diri saya, tapi memikirkan kejadian penguntit Koganei, saya sangat takut akan mengalami hal yang serupa," ujar pengisi suara dari karakter Azusa Nakano dalam serial anime populer K-On! tersebut. Ayana juga menulis di Twitter dan blognya, bahwa saat ini dia baik-baik saja sembari mengucapkan rasa terima kasih atas dukungan dari para penggemarnya.

Laporan polisi tidak menyebutkan secara spesifik apa yang menyebabkan Yokoyama marah terhadap sang idola. Yokoyama sebelumnya pernah melamar pekerjaan di Link Plan, salah satu agensi di Tokyo yang menaungi Ayana, hingga mengikuti sebuah wawancara. Yokoyama pada akhirnya tidak ditawari pekerjaan, meski begitu tidak jelas apakah ini merupakan faktor penyebab keputusannya untuk mengirim email itu.