Pada tahun 2006 silam, seorang manajer sebuah perusahaan mie Kogaraya di Jepang, dikabarkan melakukan bunuh diri karena terlalu banyak bekerja. Pekan lalu, laporan dari Sankei Shimbun menyebutkan bahwa Pengadilan Distrik Osaka telah membenarkan kejadian bunuh diri manajer yang terjadi lebih dari satu dekade lalu karena terlalu banyak bekerja. Pihak perusahaan pun dituntut untuk membayar denda sebesar hampir 70 juta yen sebagai kompensasi kepada keluarga korban.
Dalam keputusan yang disampaikan oleh hakim kasus tersebut, terungkap bahwa sang manajer bekerja selama 82 hari berturut-turut antara bulan Mei dan Juli 2005, tanpa mengambil cuti sama sekali, dan tercatat rata-rata mengambil 100 jam lembur dalam setiap bulannya. Pada bulan September di tahun yang sama, manajer itupun kemudian menderita depresi, dan memutuskan pensiun sementara dari jabatannya pada bulan Desember, sebelum akhirnya ditemukan bunuh diri lima bulan kemudian.
"Bunuh diri terjadi sebagai akibat beban psikologis yang disebabkan oleh kerja keras hingga menyebabkan depresi," kata hakim dalam persidangan tersebut, yang juga menambahkan bahwa perusahaan telah mengabaikan kewajiban mereka mengelola jam kerja para karyawan dengan benar.
Pengadilan lalu memerintahkan Kogaraya untuk membayar kompensasi sebesar 69,6 juta yen kepada keluarga manajer tersebut, yang pada saat kematiannya berusia 34 tahun. Selama persidangan, perusahaan tersebut menolak mengakui kesalahannya, dengan mengatakan bahwa korban mengambil satu hari libur per minggu. Namun, pihak pengadilan merasa jika mereka tidak mengatakan yang sejujurnya.
Keputusan itu sendiri dibuat pada Minggu yang sama, di mana Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan rencana mempertahankan reformasi undang-undang ketenagakerjaan. Salah satu diantaranya adalah reformasi batasan lembur 100 jam per bulan dengan harapan mampu menghentikan karoshi, atau kematian akibat kerja.
Beragam cara memang telah dilakukan oleh pemerintah Jepang demi untuk mengurangi kejadian tersebut terulang kembali, salah satu perusahaan di Tokyo bahkan melakukan pemadaman listrik untuk mencegah karyawannya lembur secara berlebihan yang bisa menyebabkan rusaknya kesehatan, hingga kematian.
(featured image: sharetube.jp)