Meski telah melakukan berbagai macam upaya untuk melakukan pencegahan dengan menyediakan gerbong kereta khusus wanita, stiker rasa malu yang tidak mungkin bisa dicuci, bahkan juga menangkap para pelaku Chikan. Namun, kasus chikan atau pelecehan seksual dengan cara meraba - raba bagian tubuh perempuan di transportasi umum seperti kereta masih sering terjadi dan menjadi salah satu masalah kejahatan serius yang ada di Jepang hingga sekarang.
Baru-baru ini, bertepatan dengan kampanye kesadaran tentang pemberantasan para pelaku chikan, pihak penegak hukum setempat turut melakukan patroli di stasiun-stasiun kereta api di daerah Kanto. Laporan media Fuji News Network pada hari Senin kemarin, menyebut jika Polisi Saitama juga telah mendistribusikan lembaran - lembaran brosur yang berisi panduan tentang bagaimana cara menangani orang yang dicurigai pelaku chikan atau peraba di Stasiun JR Omiya.
Menurut pihak kepolisian setempat, di Prefektur Saitama saja, jumlah aksi kejahatan seperti ini tercatat telah terjadi sebanyak 320 kali di tahun 2017, jumlah tersebut naik sekitar dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2009 silam. Tahun lalu, mereka telah melakukan penangkapa terhadap 69 pelaku chikan di stasiun, bertambah sebanyak 11 pelaku dari tahun sebelumnya.
Dalam acara serupa selama akhir pekan ini, polisi akan muncul di sudut - sudut Stasiun JR Shinjuku, yang ada di pusat kota. Hingga Jumat mendatang, polisi Saitama juga akan naik kereta dalam upaya untuk mengintensifkan patroli yang menargetkan para pelaku chikan. Demikian juga petugas dari Kantor Polisi Shinjuku dan para petugas kereta api yang akan turut meningkatkan patroli serupa.
Para pelaku chikan pun beragam, beberapa waktu lalu, seorang pria asing bahkan tertangkap kamera tengah melakukan aksinya meraba - raba tubuh wanita Jepang saat menaiki sebuah kereta di Tokyo. Video yang direkam dan diunggah oleh penumpang lainnya memperlihatkan saat - saat ketika pria tersebut melakukan aksi cabulnya dengan mendorong serta menempelkan bagian tubuhnya ke bokong salah satu perempuan di kereta JR Yamanote yang relatif ramai.