Berita Jepang | Japanesestation.com

Akihabara di Tokyo memang dikenal sebagai surganya pop culture Jepang, mulai dari anime, video game hingga maid cafe. Setiap menginjakkan kaki di sana, biasanya teman-teman akan melihat para maid berdiri di depan cafe tempat mereka bekerja dan membagikan flyer sambil mempromosikan pejalan kaki untuk datang ke cafe. Sayangnya, beberapa hari lalu, beberapa penduduk Jepang melaporkan bahwa mereka hanya melihat sedikit sekali para “penarik pelanggan” di jalanan Akihabara. Waduh, apa ya penyebabnya?

Ternyata, hal ini disebabkan oleh tindakan baru pihak kepolisian terhadap maid cafe ilegal.

Pada Kamis (20/5) lalu, Kepolisian Metropolitan Tokyo menahan lima manager wanita maid cafe di Akihabara (berumur antara 20 hingga 24) dan seorang pria pemilik maid cafe berusia 47 tahun akibat melanggar Hukum Bisnis Hiburan Dewasa.

Jadi, di Jepang ada beberapa regulasi yang harus teman-teman patuhi saat memutuskan untuk membuka bisnis yang bergerak di bidang restoran atau bar. Nah, aturan ini bisa berbeda-beda bergantung dari apakah restoran milikmu adalah restoran biasa (inshokuten) atau restoran/bar sosial (shakou inshokuten), di mana para stafnya bersosialisasi dengan para pelanggan dan menghibur mereka. Menurut Hukum Regulasi Bisnis Hiburan Dewasa, restoran sosial ini harus ditutup pada pukul 1 dini hari. Namun, restoran biasa bisa buka sampai kapanpun mereka mau, kaarena bisnis utama mereka adalah menyajikan makanan, dan mereka yang bekerja shift malam atau memiliki jadwal yang berbeda dari standar jam kerja biasanya tetap bisa memenuhi kebutuhan mereka untuk makan.

Adanya aturan seperti ini tentu berpotensi membuat beberapa pelaku usaha membandel. Contohnya, 5 maid cafe Akihabara yang mengklaim bahwa usahanya adalah restoran umum biasa, padahal, maid cafe adalah restoran sosial, membuat 6 manager dan pemilikya diciduk polisi.

Memang, bisa saja ada yang memiliki argumen bahwa restoran yang memiliki staf ramah dan senang mengobrol serta menyapa pelanggannya bisa dianggap sebagai elemen “sosial.” Namun, tetap berbeda lho, cafe biasa akan melayani kita dengan senyuman, bukan senyuman itu yang digunakan sebagai layanan utama layaknya di cafe sosial. Salah satu cafe yang terseret dalam kasus ini misalnya, mereka menjual satu botol cola dengan harga 7000 yen (sekitar 915 ribu rupiah), jauh sekali dengan harga umumnya yang hanya berkisar 200 yen saja! Eits, tapi tunggu dulu, restoran yang menjual cola super mahal ini “berjanji” untuk membuat salah satu maid duduk bersama konsumen dan mengobrol dengan mereka hingga mereka selesai minum. Berbeda kan dengan restoran biasa?

Menurut para penyidik, penahanan pada minggu lalu ini berlangsung setelag pada bulan April ditemukan maid cafe lain dengan pelanggaran serupa. Penyidik juga meyakini bahwa masih ada pelanggaran serupa di area itu.

Waduh, apakah industri maid cafe Akihabara bisa punah jika banyak yang membandel begini ya?