Carlos Ghosn, mantan eksekutif dari perusahan mobil terkenal ’Nissan’ tuai kontroversi dalam sistem peradilan di Jepang. Ia mengklaim bahwa kasusnya merupakan sebuah konspirasi yang bertujuan untuk merusak karirnya.
Melalui konferensi pers yang digelar pada Rabu (8/1) Ghosn menyatakan bahwa ia tidak bersalah atas tuduhan pelanggaran keuangan saat masih bekerja di perusahaan mobil Nissan. Pihak kejaksaan Jepang yang menangani kasus tersebut terkejut ketika Ghosn pekan lalu melarikan diri ke Libanon untuk menghindari persidangan atas kasusnya tersebut.
Ia mengatakan kepada publik bahwa kasusnya ini merupakan sebuah konspirasi, ia pun mengutuk sistem peradilan negara (Jepang) sebagai sistem yang korup, tidak manusiawi, anakronitis dan berlawanan.
“Tuduhan ini tidak benar, dan saya seharusnya tidak ditangkap sejak awal” katanya pada Konferensi Per yang digelar di Beirut,
“Aku disini untuk membersihkan namaku” tambahnya.
Ghosn pun mengatakan kecurigaannya kepada segelintir orang yang ingin menghancurkan reputasinya dengan catatan kerjasamanya antara Nissan dengan Renault. Ia pun mengecam penahanannya selama di Jepang.
“Sistem ini adalah sistem yang korup dan bersebrangan dan menganggap ini kesalahan saya sejak hari pertama” katanya.
Pernyataan tersebut dibantah oleh Mentri Kehakiman Jepang, Masako Mori. Beliau mengatakan bahwa Ghosn sedang menyebarkan informasi palsu tentang sistem peradilan Jepang dan pemperingatkan (kepada Ghosn) bahwa keputusannya untuk melarikan diri dari pengadilan merupakan sebuah kejahatan.
Ghosn mengatakan bahwa setelah penangkapannya pada bulan November 2018 lalu, ia ditahan di sel isolasi selama 130 hari, ia diizinkan keluar (ruang sel) hanya setengah jam sekali pada hari kerja. Ia mengatakan menerima introgasi secaraberkala setiap hari,
“(saya) Diintrogasi siang dan malam” jelasnya, kadang-kadang ia diintrogasi hingga delapan jam pada waktu tertentu, tanpa didampingi pengacara dengan suasana lampu yang menyala tersu menerus. Ia juga mengkritik bahwa sistem tersebut sudah ketinggalan zaman dan tidak manusiawi. Ia juga mengaku sempat mendapatkan kecaman dalam introgasi tersebut.
Menurut para ahli, sistem ini disebut dengan “keadilan sandera” dimana orang yang bermasalah tersebut mengakui kesalahan merekasendiri dengan diinterogasi tanpa henti sekali pun tanpa didampingi kuasa hukum.
Tersangka harus didakwa atau dibebaskan dalam 23 hari, namun penahanan Ghosn diperpanjang selama lebih dari 100 karena tuduhannya sedikit berbeda. Ia kemudian dibebaskan dengan jaminan apabila dia mengancam akan mengadakan konferensi pers di Jepang ia bisa ditangkap.
Ghosn pun menaruh kecurigaan terhadappejabat dan jaksa Jepang yang terlibat dalam kasusnya ini. Ia bersikers bahwa penahanannya ini ada ikut campur dari pihak-pihak yang terlibat atas rencana kerjasama bisnis antara Nissan dengan Renault. Ia menunjuk anggota eksekutif Nissan yang diduga terlibat dalam rencana menjatuhkannya, namun iatidak meyebutkan namama pejabat pemerintah Jepang yang terlibat karena menghargai hubungan bilateral antara Jepang dengan Libanon.
featured image: business insider