Berita Jepang | Japanesestation.com

Penjualan suplemen makanan di Jepang dikabarkan mengalami penurunan 7,7% setelah merebaknya skandal Beni-Koji yang menyebabkan kematian lima orang konsumen dan ratusan konsumen terpaksa rawat inap. Menurut Intage Inc, dikutip dari Japan Today, penjualan suplemen makanan turun dalam seminggu hingga ke angka 870 juta yen karena adanya kekhawatiran terhadap konsumsi suplemen makanan.

Penurunan penjualan yang paling terlihat berasal dari produk yang dijual oleh Kobayashi Pharmaceutical. Sebelumnya, penjualan suplemen makanan justru meningkat 16% di tahun 2023 dengan nilai mencapai 49,1 miliar yen.

Kekhawatiran akan keamanan produk suplemen makanan telah meluas hingga ke luar Jepang. Kementerian Kesehatan Vietnam bahkan melarang warganya untuk tidak mengkonsumsi produk tersebut. Di Indonesia sendiri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memastikan produk Beni-Koji belum masuk ke Indonesia.

Skandal yang terjadi di perusahaan besar mampu merusak kepercayaan masyarakat, bahkan kepada produk dan perusahaan lain. Hingga saat ini, perusahaan makanan di Jepang masih kerap mendapatkan panggilan dari konsume yang menanyakan tentang keamanan produk.