Berita Jepang | Japanesestation.com

Dua perusahaan Jepang akan menggelar sebuah proyek demonstrasi untuk menyimpan karbon dioksida di bawah tanah di Indonesia mulai tahun 2021 mendatang. Hal ini dilakukan sebagai salah satu usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia.

Dilansir dari Kyodo, menurut pengumuman resmi dari Electric Power Development Co., atau dikenal sebagai J-Power, mereka beserta perusahaan konsultan Japan NUS Co. Berencana akan memulai proyek empat tahun mereka itu di Lapangan Gundih di Provinsi Jawa Tengah dengan bekerja sama bersama perusahaan minyak negara, PT Pertamina.

Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang memang memilih proposal bisnis dua perusahaan tersebut sebagai sebuah proyek penelitian infrastruktur yang bertujuan mengaplikasikan Joint Crediting Mechanism di negara asing. Hal ini juga merupakan kali pertama Jepang mendemonstrasikan skema pengurangan emisi karbon dioksida ini.

Dalam proyek yang diperkirakan akan menghabiskan biaya sekitar beberapa miliar yen ini, sebuah pipa gas dengan panjang sekitar 4 kilometer akan dipasang di antara lapangan gas dan lokasi penyimpanan karbon dioksida, di mana operator proyek akan menggali lubang hingga kedalaman sekitar 3,6 kilometer untuk mencapai akuifer bawah tanah.

Menurut J-Power, ada sekitar 300.000 ton gas CO2 dihasilkan dari proses pemurnian gas di Lapangan Gundih setiap tahunnya. Karena itulah, demonstrasi ini akan sedikit sulit.

"Karena rasionya yang sangat rendah, akan sulit mengumpulkan CO2 secara efektif dari udara, namun kondisi untuk mengumpulkan CO2 secara efesien telah diatur di Gundih,” ujar staf hubungan masyarakat dari J-Power.

"Jadi menurut kami, tempat ini sangat cocok untuk proyek CCS,” tambahnya.

Menurut staf METI, Jepang akan terus mendukung usaha reduksi gas emisi di negara-negara Asia lain yang begantung pada bahan bakar fosil dan akan menyediakan kesempatan bagi perusahaan domestik untuk memperomosikan teknologi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.

Indonesia sendiri bertujuan untuk mereduksi kadar karbon dioksida setidaknya 29%.