Berita Jepang | Japanesestation.com

Terletak di Nikko, Prefektur Tochigi, Air Terjun Kegon merupakan salah satu dari tiga air terjun terbaik di Jepang dan saat ini mengalami kekeringan. Meskipun menerima curah hujan di atas rata-rata sejak awal tahun, air terjun ini telah kehilangan pesonanya dan saat ini hanya tampak seperti tetesan air yang menyedihkan.

Air Terjun Kegon memiliki ketinggian 96 meter dan volume airnya dikontrol oleh pintu air di bagian hulu. Biasanya, pada siang hari saat wisatawan berkunjung, volume air disesuaikan menjadi 1 hingga 2,5 ton per detik, sehingga menampilkan pemandangan air terjun deras yang menakjubkan.

Namun, menurut divisi sumber daya pasir dan air pemerintah prefektur, sejak awal tahun, volume air terjun dibatasi hingga 0,1 ton per detik pada hari kerja dan 0,3 ton pada akhir pekan. Biasanya, aliran air selebar 7 meter mengalir deras ke bawah sekaligus ke arah cekungan.

Dengan volume yang sedikit saat ini, air terbawa oleh angin, memperlihatkan permukaan batu di belakang air terjun.

Para turis yang mengambil gambar di observatorium terkejut dan kecewa. Koichi Kondo, pria berusia 69 tahun, yang berkunjung bersama istrinya dari Kariya, Prefektur Aichi, mengatakan, "Kami sangat menantikan perjalanan ini."

Meskipun ia sudah mengetahui sebelumnya bahwa air terjun ini memiliki air yang lebih sedikit daripada biasanya, ia tetap terkejut untuk melihatnya secara langsung.

Menurut seorang pria yang mengelola toko foto di observatorium, air terjun ini membutuhkan setidaknya 2 hingga 3 ton per detik untuk menghasilkan gambar yang spektakuler.

Penyebab Mengeringnya Air Terjun Kegon

Anak-anak yang sedang dalam perjalanan sekolah, berpose di depan Air Terjun Kegon,
Anak-anak yang sedang dalam perjalanan sekolah, berpose di depan Air Terjun Kegon, yang volume airnya menurun drastis (Noriyuki Shigemasa/Asahi Shimbun)

Penyebab anomali ini dapat ditelusuri ke hulu Danau Chuzenjiko, sumber air terjun. Menurut kantor teknik sipil prefektur cabang Nikko, yang mengelola danau, ketinggian air biasanya turun pada musim gugur ketika curah hujan berkurang, tetapi naik lagi dari musim semi dan seterusnya.

Namun tahun ini, ketinggiannya tetap rendah, kata para pejabat. Pada akhir Maret, ketinggian air turun sekitar 90 sentimeter di bawah normal.

Beberapa orang mengaitkan kasus ketinggian air yang tetap rendah dengan penundaan datangnya musim hujan tahun ini, tetapi penyebab pastinya belum diketahui.

Akibat fenomena ini, jumlah air yang dikeluarkan dari pintu air yang mengarah ke Air Terjun Kegon telah berkurang sedemikian rupa sehingga air terjun tersebut hampir tidak terlihat, kata para pejabat.

Dampaknya juga dirasakan oleh para operator bisnis wisata di Danau Chuzenjiko, di mana hingga pertengahan Juni, dua dari empat dermaga tempat kapal wisata biasanya berlabuh tidak dapat beroperasi karena kedalaman air yang tidak mencukupi.

Bahkan sekarang, kapal-kapal tersebut tidak dapat berlabuh di dermaga yang mengarah ke sebuah taman, yang merupakan rumah bagi vila-vila yang dibangun oleh kedutaan besar asing selama Era Meiji (1868-1912) hingga Era Showa (1926-1989).