Berita Jepang | Japanesestation.com
Musik Saat Bekerja? Bos Jepang Bilang Ampuh Dongkrak Kinerja
Ilustrasi - Lingkungan kerja Facebook dengan fasilitas musik (Myturnstone.com/Stephen Shearer)

Dalam beberapa hari terakhir, musik jazz terdengar sebagai suara latar dalam kantor departemen penjualan perusahaan perdagangan di Distrik Chuo, Tokyo. Senandung karyawan sesekali mengikuti melodi yang mengalun di saat 100 karyawan bekerja. Musik kini diperdengarkan selama 12 jam dari pukul 8 pagi melalui 24 pengeras suara di kantor Uchida Yoko Co. Salah satu eksekutif perusahaan, Nobuhiko Hirayama, 57 tahun, seperti dilansir Straits Times, berkomentar, 'Suara yang keluar membuat rileks pendengaran sehingga mereka tidak akan mempengaruhi kinerja," Tren di Jepang saat ini sejumlah tempat kerja mulai memutar musik atau suara-suara di level yang tidak menggangu konsentrasi pekerja. Gagasan memutar musik awalnya dipicu keluhan dari beberapa karyawan yang enggan mendiskusikan bisnis atau mengobrol dengan teman kerja karena suasana yang terlalu hening. Pemilik perusahaan pun berharap musik latar akan membantu karyawan lebih rileks sehingga mudah melakukan pertukaran gagasan di antara karyawan. Departemen penjualan Uchida Yoko sudah menggunakan sound system dari Victor Entertainment Corp sejak 2012. Pengeras suara dipasang di sekitar kaki pekerja dan di langit-langit ruangan. Sound system memainkan musik instrumental dengan suara alam, seperti hutan dan sungai. Musik itu ternyata bermanfaat besar karena mencegah konsentrasi terpecah dan tekanan mental yang disebabkan orang lain bicara atau suara dari papan ketik. Kehadiran musik bahkan meningkatkan konsentrasi pekerja dan kemampuan mereka untuk tetap rileks saat bekerja, demikian pengakuan perusahaan. "Dulu, kantor kami berisik dengan dering telepon dan suara printer. Tapi dengan peralatan kantor serba otomatis dan email. kantor kami menjadi sangat sunyi," kata Hirayama. Beberapa karyawan pun mulai berkomentar seperti, "Saya tak bisa konsentrsi karena suara-suara saat kolega lain sedang rapat." atau "Saya khawatir mengobrol dengan kolega karena takut mengganggu pekerja lain." "Akhirnya perusahaan memutuskan untuk mengusung sound system," kata Hirayama. Sistem ini telah digunakan di sekitar 50 lokasi, termasuk universitas, perpustakaan, menurut Victor Entertainment. Ternyata tempat kerja yang terlalu hening menjadi masalah umum bagi banyak perusahaan. Menurut survei yang dilakukan tahun lalu oleh USEN Corp terhadap 400 pekerja berusia antara 20 - 50 tahun, 53 persen responden mengatakan mereka merasa tidak nyaman bekerja di tempat yang terlalu sunyi. USEN pun mengembangkan musik latar tahun lalu untuk mengatasi situasi tersebut. Perusahaan tersebut kini juga menawarkan Perawatan Mental, program musik untuk karyawan yang disupervisi oleh psikiater, sebagai tambahan dari program musik reguler. Itoki Human Resource Research Institute di Tokyo adalah salah satu perusahaan yang menggunakan sistem USEN. "Kami mengerjakan banyak hal dengan komputer, membuat kantor begitu sangat hening, sehingga kami segan berbicara dengan kolega sendiri. Ini siklus yang sangat buruk," kata salah satu karyawan Institut, Ayako Takata. "Sejak kami memiliki musik latar, kami kini bisa bekerja dalam atmosfer lebih rileks dan mudah mengawali obrolan. Kami pun bisa bekerja lebih efektif," ujarnya. Saat ini nyaris seluruh perusahaan mulai menganggap komunikasi di antara pekerja di kantor sebagai hal penting. Obrolan aktif selama istirahat atau di sela kerja berkontribusi meningkatkan kinerja, dan memperkuat kepemimpinan serta memperbaiki skil, demikian menurut survei yang dilakukan oleh gabungan perusahaan telemarketing besar di Jepang. "Mulai sekarang, banyak perusahaan melakukan upaya lebih menghadirkan suasana kerja nyaman dengan memasukkan musik dan elemen baru lain untuk meningkatkan produktivitas," kata Ayako