Februari telah datang dan perayaan Hari Valentine di depan mata. Mary Chocolate sebagai perusahaan yang pertama kali mempromosikan ide kado Valentine di Jepang dengan tagline-nya “Dari wanita untuk pria, nyatakanlah cintamu dengan cokelat” ini diketahui melakukan berbagai penyesuaian dalam penjualan cokelat untuk perayaan Hari Valentine di tengah situasi pandemi saat ini.
Pertama-tama, mereka menyadari bahwa pandemi mengurangi kesenangan dalam perayaan Valentine. Untuk itu, mereka berfokus pada visual dan cerita yang dibawakan produk. Seperti pada tema cokelat Valentine tahun ini, yaitu “Ji-Ko-Chu Valentine” atau “Cokelat sebagai hiburan”.
Dilansir dari Oricon News, Ryu Yamamoto selaku PR perusahaan menyebutkan bahwa mereka melakukan beberapa penyesuaian terkait penjualan cokelat mereka. Salah satunya adalah bagaimana membranding cokelat tersebut sehingga dapat diterima di tengah situasi seperti saat ini.
Menanggapi hal tersebut, perusahaan akhirnya merubah image cokelat yang sebelumnya merupakan kado untuk menyatakan cinta, kini menjadi kado untuk orang yang kita rindukan. Image cokelat juga dirubah dengan menjadikannya sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada mereka yang telah bekerja keras. Dan terakhir, cokelat untuk dapat dinikmati diri sendiri lebih penting dari pada memberikan cokelat yang telah anda beli untuk orang lain.
Terkait penjualan, Mary Chocolate mengaku memfokuskan penjualan secara online. Oleh karena jumlah pengguna SNS, situs web, dan toko online yang semakin meningkat akibat efek di rumah saja, Mary Chocolate akhirnya menjual cokelat mereka dengan visual dan cerita menarik melalui medium online. Hal ini juga dilakukan mengingat respon akan penjualan “Pop Rock Candy Chocolate” di situs web pada Desember tahun lalu menjadi populer di Twitter.
Mary Chocolate sendiri diketahui mulai mempromosikan cokelat pengakuan cinta untuk perayaan Hari Valentine pada tahun 1958. Ide ini muncul ketika salah satu karyawan Mary Chocolate mendapat surat dari rekannya yang berada di Paris. Dan dari surat tersebut, terdapat kalimat yang menyebutkan “Di Paris, 14 Februari adalah Hari Valentine dan biasanya orang akan memberi bunga, kartu, dan cokelat”.
Yamamoto menambahkan, pada saat itu perayaan Hari Valentine masih asing di telinga orang Jepang. Dan karenanya, mereka menjual cokelat hanya dengan harga 170 yen untuk tiga batang cokelat 50 yen dan sebuah kartu pesan 20 yen.
Perayaan Hari Valentine kemudian mulai meresap di antara budaya Jepang ketika tahun 1959 mulai bermunculan majalah wanita. Kerap kali mereka mengulas mengenai gaya hidup wanita dan salah satu yang yang menarik hati para wanita pada saat itu adalah terdapat frase “Hari dalam setahun sekali ketika wanita bisa mengakui cinta mereka kepada pria”. Berkat ini, tahun 1960 menjadi perayaan Hari Valentine pertama di Jepang.
Hingga saat ini, perayaan Hari Valentine di Jepang atau khususnya cokelat itu sendiri kerap mengalami perubahan makna. Seperti contoh pada tahun 2011 dimana Jepang bagian Timur dilanda gempa bumi, “Kizuna Choco” atau cokelat terima kasih menjadi cokelat yang populer yang ditujukan untuk menyampaikan rasa syukur. Terdapat pula “Giri Choco” atau cokelat yang ditujukan selain untuk pengakuan cinta.
Yamamoto menyebutkan bahwa kemungkinan perayaan Hari Valentine bisa bertahan hingga saat ini dalam budaya Jepang dan menjadi salah satu tren di masyarakat karena masyarakat Jepang selalu dapat menantikan hal menarik dan mengasyikkan yang mungkin terjadi pada hari itu.
Terakhir, sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi cokelat, Mary Chocolate akan terus berusaha menghadirkan kebahagiaan melalui “cokelat + sesuatu” dalam kehidupan sehari-hari kita.