Berdasarkan keterangan dari pejabat terkait pada hari Senin (24/09), Kementerian Tenaga Kerja Jepang akan meluncurkan sistem baru untuk membantu secara finansial para trainee perawat asing dalam belajar bahasa Jepang dan memperoleh pengetahuan teknis di tengah meningkatnya permintaan untuk pekerja asing tersebut.
Pekerja asing diharapkan dapat menebus kekurangan tenaga kerja di bidang caregiver di Jepang, tetapi pekerjaan mereka membutuhkan kemahiran dalam berkomunikasi dalam bahasa Jepang yang lebih besar daripada bidang bisnis lainnya. Untuk menarik lebih banyak peserta asing ke negara tersebut, pemerintah Jepang akan memberikan bantuan kepada mereka untuk mempelajari bahasa.
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan telah mengajukan anggaran sebesar 1,3 miliar yen (sekitar 150 miliar rupiah) untuk tahun fiskal mulai April mendatang.
Menurut kementerian, fasilitas yang menerima trainee perawat asing berhak untuk menerima subsidi melalui setiap prefektur. Jumlah bantuan keuangan per kapita kemungkinan akan diputuskan ketika Kabinet menyusun rancangan anggaran pada akhir tahun.
Perawat asing dapat menerima subsidi untuk menghadiri sekolah bahasa Jepang serta membeli bahan studi yang berkaitan dengan Tes Kemampuan Bahasa Jepang. Calon perawat asing perlu memahami dasar bahasa Jepang yang setara dengan tingkat "N4". Di tahun kedua mereka, mereka harus melewati level "N3". Kementerian juga mempertimbangkan beberapa solusi untuk mempermudah trainee tahun kedua yang gagal N3 untuk tinggal di negara tersebut.
Pemerintah berencana menerima lebih banyak pekerja asing mulai April di berbagai sektor pekerjaan seperti perawatan, pertanian, konstruksi, penginapan dan pembuatan kapal, di mana sektor-sektor tersebut mengalami kekurangan tenaga kerja sangat serius.
(featured image: Asia Nikkei)