Berita Jepang | Japanesestation.com

East Japan Railway Co. (JR East) kemungkinan harus mengganti 120 gerbong yang dipakai Hokuriku Shinkansen karena rusak akibat Topan Hagibis yang menimpa sebagian besar Jepang bagian tengah dan timur selama akhir pekan kemarin.

Topan Hagibis ini membawa hujan deras yang membanjiri area lahan kereta di kota Nagano dan menggenangi 10 kereta yang masing-masing memiliki 20 gerbong, ini mencakup sepertiga armada Hokuriku Shinkansen yang menghubungkan Tokyo, dan Kanazawa, Prefektur Ishikawa, melalui Nagano.

JR East Kemungkinan Harus Mengganti 120 Gerbong Shinkansen Akibat Topan Hagibis
Hokuriku Shinkansen yang terendam air (gambar: Sankei News)

Meskipun peralatan yang terpasang di kereta tersebut kedap air, namun masih belum diketahui apakah gerbong tersebut masih bisa berjalan dengan aman setelah terendam air dalam waktu lama. “Jika air masuk ke peralatan, maka tidak dapat digunakan lagi,” menurut pembuat bagian kereta. “Penggantian dan perbaikan sebagian besar suku cadang akan diperlukan, dan pekerjaan perbaikan ini tidak akan mudah,” menurut pembuat shinkansen.

Professor Ryo Takagi dari Universitas Kogakuin, spesialis sistem kereta mengatakan bahwa gerbong yang terkena dampak kemungkinan mengalami kerusakan parah pada bagian intinya, dan akan lebih menghemat waktu untuk membuat gerbong baru dibanding mengganti semua bagian yang rusak.

Setiap gerbong Hokuriku Shinkansen diperkirakan memerlukan biaya 300 juta yen untuk dibuat, dan jika seluruh gerbongnya diganti maka akan membutuhkan biaya lebih dari 30 milyar yen.

Untuk sementara JR East dan JR West harus beroperasi dengan armada yang tersisa antara Tokyo dan Nagano, dan antara Toyama dan Kanazawa. Seluruh jalur diharapkan akan dibuka dalam waktu satu hingga dua minggu, namun jumlah kereta yang beroperasi hanya sekitar 50% -60% saja dibanding sebelumnya. Menurut para ahli gerbong Hokuriku Shinkansen tidak bisa digantikan dengan yang berjalan di jalur lain, karena memang didesain khusus untuk berjalan melalui area dengan frekuensi listrik yang berbeda.

 

Featured image: i Hokuriku // CC BY 2.1 JP Sumber: JapanTimes