Asakusa merupakan pusat shitamachi Tokyo, salah satu distrik di mana suasana Tokyo selama beberapa dekade terakhir masih tetap bertahan. Daya tarik utama dari Asakusa adalah Sensoji, sebuah kuil Budha tertua di Tokyo, Jepang yang sangat populer, dibangun pada abad ke-7 dan didedikasikan untuk bodhisattva Kannon.
Kuil Asakusa dihubungkan melalui Nakamise-dori, sebuah jalan yang telah menyediakan pengunjung kuil dengan berbagai camilan tradisional lokal serta suvenir wisata selama berabad-abad. Jalan yang membentang sepanjang 250 meter dari pintu masuk kuil ini sudah terkenal sebagai tempat berbelanja oleh-oleh khas negeri sakura.
Ada satu hal lagi yang menarik perhatian jika berkunjung ke Asakusa, di distrik tersebut banyak terdapat Jinrikisha, salah satu transportasi tradisional beroda dua yang digerakkan oleh tenaga manusia.
Jinrikisha berarti kendaraan bertenaga manusia, Jin=manusia, riki=kekuatan dan sha yang berarti kendaraan. Alat transportasi ini ditemukan di Jepang pada tahun 1869, setelah pencabutan larangan kendaraan beroda dari periode Tokugawa.
Ada banyak teori tentang penemu kendaraan ini, konon jinrikisha ditemukan di Jepang pada tahun 1869 oleh Yosuke Izumi yang menjalin kerja sama dengan Tokujiro Suzuki dan Kosuke Takayama untuk membuat kendaraan tersebut. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa jinrikisha pertama kali digunakan oleh istri dari salah satu staf di kedutaan besar Amerika Serikat untuk berkeliling Yokohama.
Seperti halnya kendaraan tradisional lain, jinrikisha juga sudah cukup sulit ditemukan dan hanya dapat ditemui di beberapa tempat seperti Asakusa. Tarifnya pun terbilang mahal, saat tim Japanese Station mencobanya dari Stasiun Asakusa menuju kuil Sensoji, mereka mematok tarif 1500-2000 yen per orang untuk jarak yang terbilang sangat dekat.
Namun tak ada salahnya untuk mencoba jinrikisha untuk merasakan suasana Jepang zaman dahulu dengan bagunan lama khas Asakusa.
(Photos by Resky Ramadhan)