Saat para nelayan sedang melaut, hidangan apa sih yang mereka masak dan santap di atas perahu? Masahito Nishigata, seorang kepala koki berumur 61 tahun dari restoran ikan Ajiro Teichiami di Tokyo Minato Ward telah mengunjungi banyak kota-kota nelayan di Jepang, dan ia agak ragu-ragu dengan istilah "hidangan para nelayan" yang sering digunakan dalam program perjalanan di berbagai TV.
Seperti dikutip dari japanbullet.com, Nishigata mengatakan bahwa "hidangan para nelayan" yang dimakan selama memancing di atas perahu itu belum bisa ditentukan. Makanan tersebut berubah seiring dengan waktu, karena memancing di perairan dengan jarak yang jauh bisa berlangsung selama berbulan-bulan, dan perahu atau kapal laut dilengkapi dengan dapur yang diawaki oleh koki.
Tapi para nelayan dapat memasak makan siang di atas perahu yang pergi di pagi hari dan kembali di malam hari. Untuk itu air, beras, garam, kecap, miso dan bawang hijau adalah bahan yang wajib dimiliki oleh para nelayan dan mereka menggunakannya untuk memasak ikan yang tidak bisa mereka jual karena tidak sempurna atau cacat. Namun menurut Nishigata saat ini tidak banyak nelayan yang memasak di atas perahu.
Ia lalu memperkenalkan tiga hidangan populer yang dibuat di atas perahu yaitu "namero," "sanga-yaki," dan "mizu-namasu," yang semuanya terdiri dari makarel kuda ("aji"), bawang hijau cincang dan miso yang ditumbuk bersama-sama. Namero berasal dari kata "nameru" (menjilat) karena begitu lezatnya sehingga orang-orang akan menjilati piringnya setelah mereka selesai menyantapnya.
Sanga-yaki adalah namero yang dipanggang di oven dengan bau miso kecoklatan yang tentunya menarik selera. Sedangkan mizu-namasu adalah hidangan yang paling luar biasa, yaitu namero dengan sup miso dingin yang kental, dicampur dengan air dingin dan kemudian disantap. Nishigata mengatakan bahwa para nelayan memakan mizu-namasu untuk mendinginkan tubuh mereka selama memancing di bawah terik matahari.