Saat ini, Jepang jadi salah satu negara yang paling diminati oleh para wisatawan asing termasuk wisatawan Indonesia, karena menawarkan berbagai keindahan tempat, budaya dan juga musimnya. Meski negara ini masuk dalam daftar 10 negara termahal, namun masih banyak penginapan yang bisa disesuaikan dengan keuangan masing-masing. Tentunya sangatlah penting bagi Kita untuk membuat rencana perjalanan wisata yang menyenangkan dengan budget yang telah dipersiapakan, terlebih di zaman modern seperti sekrang ini di mana semuanya bisa dilakukan secara online.
Dari mulai hotel, ryokan atau penginapan bergaya tradisional ala Jepang, hingga mengingap di kuil-kuil tradisional Jepang, semuanya sudah dapat dipesan di situs-situs secara online. Meskipun, hal tersebut kadang tak sesuai dengan harapan Kita, seperti yang dialami oleh beberapa orang yang menginap di Sekishoin Guesthouse, sebuah penginapan yang disediakan kuil untuk para wisatawan.
"Merasa lebih seperti hotel daripada pengalaman menginap di kuil suci yang asli," ujar salah seorang wisatawan asal Hong Kong di situs pemesanan hotel online. Namun, yang menjadi sorotan adalah komentar acuh yang justru ditulis oleh pihak penyedia penginapan Sekishoin Guesthouse, "Saya tidak tahu apa yang Anda harapkan ... Namun ini adalah kuil asli. Bukan hotel. Kami tidak dapat bertanggung jawab atas harapan Anda yang tidak realistis."
Bukan hanya itu saja, dalam komentar -komentar lainnya mereka juga nampak tidak terlalu ramah saat membalas review dari wistawan yang telah menginap di tempat mereka. "Staf tidak ramah dan makan malam dan sarapan yang seadanya dan disiapkan secara acuh tak acuh," ujar salah seorang wisatawan yang menginap pada tanggal 3 Mei lalu.
Komenter itu pun langsung dibalas oleh pihak dari Sekishoin Guesthouse, "Kenapa kami harus beramah tamah????? mengapa kalian datang ke sini ??? Mengapa Anda seperti memberikan pandangan menyesatkan tentang Kuil Shukubo ??."
"Kami memesan kamar tradisional Jepang dan berbagi kamar mandi onsen. Kami ingin mencoba dan memiliki pengalaman yang lebih otentik pada liburan kami. Ini jelas apa yang diberikan kepada kami - tetapi kenyataannya itu tidak ideal. Anda tidur di lantai yang sangat keras, sangat keras, dan Anda harus mandi dengan orang asing yang sangat terbuka.
Menginap di bulan Mei 2018
Yang dijawab oleh pihak kuil tersebut:"Masalahnya hanya itu. Ini bukan Ryokan. Ini sebuah kuil. Pengaturan monastik. Semoga sekarang Anda mengerti. Terima kasih telah menginap di tempat kami."
Meski mendapat komentar-komentar negatif, bukan berarti tempat penginapan ini buruk. Bisa jadi, hal tersebut dikarenakan masalah selera, perbedayaan budaya, dan tidak sesuai dengan ekspektasi sebagian wisatawan. Sekishoin Guesthouse juga banyak mendapat komentar-komentar positif dari para wisatawan yang menginap di penginapan bergaya tradisional ini, termasuk wisata religi yang mereka hadirkan.
Didirikan 1100 tahun yang lalu dan berlokasi di Gunung Koya, para wisatawan dapat tinggal di kuil Buddha bersejarah di Sekishoin Shukubo, di mana kamar-kamar bergaya tradisional Jepang ditawarkan. Semua kamar memiliki lantai tatami (anyaman jerami) dan kasur futon Jepang. Beberapa kamar memiliki akses Wi-Fi gratis. Kamar mandi pribadi disediakan di kamar-kamar di bagian New Wing, sementara kamar-kamar di Main Wing berbagi kamar mandi dan toilet.
Sekishoin memiliki taman tradisional yang indah dan mesin penjual minuman otomatis, fotokopi dan penyimpanan bagasi juga ersedia. Para tamu dapat berpartisipasi dalam kegiatan kuil selama kebaktian pagi, serta mencicipi masakan vegetarian tradisional yang tersedia untuk sarapan dan makan malam dan semua makanan disajikan di ruang makan.