Saat kalian berjalan di sepanjang jalan Tokyo yang sibuk dan terang benderang, kemudian menemukan gedung yang benar-benar aneh, memiliki pintu masuk pribadi dan tanda bertuliskan "tinggal" (宿 泊, shukuhaku) dan "istirahat" (休憩, kyukei). Bangunan ini memiliki huruf-huruf yang terkesan mewah, dengan lampu neon dan nama unik, seperti Hotel Oz, Casablanca atau Hotel Fooo. Sekarang mungkin kalian mulai menyadari bahwa yang kalian lihat bukanlah hotel biasa, tapi kalian berdiri di depan Rabuho Jepang, tempat yang memfasilitasi pasangan maupun kekasih rahasia untuk berbagi sedikit kesenangan dengan biaya per jam (atau per malam), maupun bentuk lain perayaan cinta satu malam di Love Hotel.
Love Hotel : Sejarah & Latar Belakangnya
Tidak ada kejutan di sini, "hotel cinta" pada dasarnya adalah sebuah motel, akomodasi menginap singkat yang menawarkan tarif per jam atau per malam, berlandaskan atas nama cinta, apa pun berarti bagi pelanggan. Istirahat atau kunjungan singkat dapat dilakkan antara 2 sampai 4 jam dan biayanya antara ¥ 2.900- ¥ 7.000, tergantung pada tanggal dan hotel itu sendiri. Sementara untuk menginap semalam (biasanya hingga jam 9 atau 10 pagi), dapat dibandrol mulai dari ¥ 3,900 hingga lebih ¥ 20.000. Fasilitas room service dan makanan yang dipesan juga akan dikenakan tagihan nanti.
Konsep love hotel tidaklah aneh di Jepang, tetapi istilah modern itu sendiri berasal dari nama tempat “Hotel Love”, hotel jenis ini yang pertama, dibuka di Osaka pada tahun 1968 dan segera diikuti oleh ribuan love hotel lainnya di seluruh negeri. Mereka awalnya dimaksudkan sebagai tempat bagi kunjungan singkat pasangan yang membutuhkan sedikit privasi. Selama periode awal pasca perang, pasangan muda sering masih tinggal di rumah keluarga besarnya dan dengan demikian, setiap momen khusus harus dilakukan di tempat lain.
Di akhir tahun 80-an dan awal tahun 90-an, love hotel hampir menjadi simbol “dating” - pergi ke sana bersama pasangan sudah menjadi ritual wajib kencan pada umumnya. Hotel-hotel semakin berkembang pesat dan persaingan bisnis sangat ketat. Untuk memenuhi permintaan, operator hotel akan membuka hotel bertema tertentu, seperti hutan, fantasi, kucing, dan tema lainnya guna memenuhi berbagai selera pelanggan. Pada tahun-tahun itu, love hotel menjadi tren. Bahkan hal ini menjadi sebuah lelucon antara masyarakat bahwa mungkin saja orang Jepang yang berusia dua puluhan akhir hingga tiga puluhan saat ini “dibuat” di love hotel. Benar atau tidak hal tersebut hanya orang tua mereka yang tau, namun ini menunjukkan betapa populernya love hotel dulu.
Love Hotel Saat Ini: Kurang atau Lebih Menghibur?
Saat ini love hotel bukan hanya menjadi bagian penting dari wacana kencan (dan industri seks) di Jepang, tetapi juga menjadi salah satu daya tarik wisata terbesar dan sumber akomodasi murah juga. Namun dengan lebih banyaknya individu single yang memilih hidup sendiri, kebutuhan untuk mengunjungi love hotel saat kencan telah menurun selama tahun-tahun belakangan ini. Hal ini mendorong penyedia layanan untuk melakukan penyesuaian dalam rencana bisnis mereka. Diperkirakan ada lebih dari 10.000 love hotel di Jepang, tetapi menurut sebuah penelitian yang dirilis pada 2016, pengunjung yang memakai jasa ini hanya sekitar 40% pada hari kerja, dampaknya love hotel memberikan sumber daya akomodasi yang terbatas bagi Jepang menjelang Olimpiade Tokyo 2020. Hal ini mendorong pemerintah mengumumkan rencana untuk mengubah beberapa love hotel yang "berkinerja buruk" menjadi fasilitas akomodasi hotel reguler.
Akibatnya, love hotel yang lebih tua dan berada bukan di pusat kota, serta dekat dengan akses jalan raya, mulai menyesuaikan kebijakan mereka untuk memungkinkan hotel diinapi secara berkelompok ataupun suatu kunjungan bisnis. Bentuk kamar juga telah diubah agar lebih ramah keluarga, dan bahkan sekarang banyak yang menawarkan menu makanan lengkap untuk layanan kamar. Sedangkan love hotel lainnya telah mulai menawarkan paket layanan khusus, seperti pesta ulang tahun, liburan kecantikan untuk kelompok wanita, paket pesta lajang, dan bahkan program spa estetik untuk pasangan yang mencakup pemandian air panas dan sauna.
Love hotel juga merupakan tempat yang tepat untuk menginap jika kamu adalah seorang wanita yang bepergian sendirian. Kapsul hotel dan bisnis hotel sering terbatas pada lokasi khusus pria, dan sering kali tidak menyertakan fasilitas, ruang mandi, atau penyimpanan yang memadai untuk pelancong jarak jauh. Di love hotel tidak diperlukan reservasi sebelumnya, dan tidak perlu khawatir tentang jam malam, atau batasan check-in. Kalaupun ada kekurangan, satu-satunya adalah perjuangan untuk menemukan tempat yang masih memiliki kamar yang tersedia selama masa puncak liburan.