Ada satu lagi objek wisata di Jepang bagi kalian yang lelah dengan suguhan yang diberikan ramainya perkotaan. Selain Lembah Iya, ada lagi daerah terpencil di atas dataran tinggi yang bisa dikunjungi yaitu Shimoguri-no-sato.
Shimoguri-no-sato terletak satu kilometer di atas permukaan laut Toyama-go, Prefektur Nagano. Daerah ini merupakan puncak dataran tinggi terpencil dan cukup sulit dijangkau yang dijadikan pemukiman warga. Beberapa mungkin ada yang bertanya, bagaimana bisa ada orang-orang yang mau lama-lama bermukim di tempat yang susah dijangkau seperti itu?
Jawabannya adalah dua hal mendasar dalam kehidupan, yakni cahaya matahari dan air yang sama-sama melimpah ruah. Shimoguri-no-sato adalah salah satu dari sedikit tempat di wilayah pegunungan ini yang dapat menikmati sinar matahari sehari penuh. Berkat waktu siangnya yang panjang, daerah ini ideal untuk menanam kentang, teh, dan hasil pertanian lainnya.
Pasokan air pegunungan pun tak henti-hentinya mengalir deras, sehingga penghuni desa pun bisa dengan leluasa menggunakannya dalam bagaimanapun keperluan mereka.
Dengan begitu, bagi kalian yang pernah mengalami masa kecil dengan lingkungan rimbun, hijau, dan senang menceburkan diri ke dalam air sungai, Shimoguri-no-sato adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.
Tambahan lainnya, di desa ini tak ada pertokoan dan layanan bus reguler. Bagi yang ingin ke sini, mereka harus berjalan kaki atau naik taksi dari stasiun bus perkotaan kecil Kamimachi yang terletak di kaki pegunungan.
Tak seperti daerah lain di Jepang yang menjadikan nasi sebagai panganan utama, warga Shimoguri-no-sato mengonsumsi kentang-kentang kecil nido imo karena padi tak dapat tumbuh di dataran dusun ini. Walau begitu, kentang di sini sangatlah lezat dan manis. Olahan kentang yang menjadi favorit warga di sini adalah dengaku, kentang yang ditusuk seperti sate kemudian dibubuhi daun perilla atau saus miso biji kenari.
Selain kentang, warga desa di sini biasa menikmati tahu yang diolah dari kedelai panenan musim gugur, sweet dumplings dari tepung lokal, dan dedaunan water dropwort yang dipetik dari pinggir perairan yang jernih. Hampir semua konsumsi di daerah ini dibuat dari nol oleh warga sendiri.
Pengunjung dapat mencicipi makanan spesialisasi lokal seperti itu di Hanbatei, satu-satunya tempat makan di Shimoguri-no-sato, di mana para wanita yang bermukim di sini bergiliran memasak dan menunggu pelanggan.
Warga di desa yang cocok untuk pergi sejenak dari perkotaan ini merasakan hal yang sebenarnya tak terbatas di balik hal yang tampak terbatas. Bagi warga setempat, tumbuhnya produk pertanian, cahaya matahari, dan air yang melimpah membuat hidup di sini terasa sangat nyaman.
Jika kalian berkesempatan mendatangi dusun ini, jangan lupa untuk berkeliling alamnya yang sejuk dan bersih.
Melihat kecantikan dedaunan musim gugur di sini, tempat ini cocok masuk ke daftar bagi kalian yang ingin menikmati keeksotisan musim penuh perpaduan warna kuning-oranye-merah khas Jepang.
Setiap Desember, warga Shimoguri-no-sato menjalankan sebuah ritual yang unik yakni Festival Shimotsuki. Setahun sekali, mereka meminta semua dewa Jepang untuk berkumpul, merayakan, dan mengindahkan doa-doa penduduk.
Saat malam tiba, mereka mendidihkan air dalam kuali sebagai persembahan. Di tengah-tengah sosok bertopeng, dipandang sebagai inkarnasi para dewa, penduduk desa mengelilingi kuali sambil berlompat-lompat dan minum sake, diiringi dengan dentuman taiko dan seruling tradisional Jepang. Seiring berjalannya malam, perayaan ini semakin ramai, dengan penduduk desa, turis, dan “dewa” semuanya berkumpul dalam pesta.
Perayaan ini berlanjut sampai matahari menyambut. Ini adalah upacara yang terus berlangsung tanpa perubahan selama berabad-abad. Konon katanya, festival inilah yang menginpirasi salah satu karya Hayao Miyazaki, yaitu Spirited Away.
Shimoguri-no-sato Alamat: Shimoguri, Kami-mura, Iida-shi, Nagano Website (bahasa Jepang) Featured Image: ZEKKEI Japan Source & Images: qlip-trip, Nippon