Saat ini banyak orang mengaku sebagai ninja, kebanyakan hanya untuk cari duit saja. Yang berada di luar negeri, termasuk di Indonesia juga ada perguruan menggunakan nama Jepang lalu mengaku ninja karena sudah belajar dengan sensei atau master yang ada di Jepang. Demikian pula di India ada murid yang belajar di Jepang, mendirikan dojo (tempat latihan bela diri sendiri) dan mengaku dirinya sebagai ninja.
"Banyak sekali saat ini yang mengaku-ngaku dirinya ninja hanya untuk mencari uang saja karena popularitas nama ninja di dunia," papar Kunoichi (ninja wanita), Kiyomi Shibata (nama ninjanya Suzak), master dengan kemampuan Jonin (kelas atas ninja), pimpinan Mushashi-ryu, salah satu kelompok ninja besar Jepang, khusus kepada Tribunnews.com, Rabu (22/10/2014) siang. Menurutnya, seorang ninja bukanlah menonjolkan diri, apalagi mengumumkan dirinya ninja, bahkan komersial untuk cari uang. "Hal itu kurang baik dan patut dipertanyakan motivasinya demikian, apalagi membuka dojo mengajarkan murid-muridnya dengan model kesombongan menghebatkan diri sendiri tersebut," katanya. Seorang ninja justru berusaha menutupi dirinya agar diketahui orang lain. Satu master ninja (Tohmoku) yang memimpin Musashi-ryu ini bersama Shibata (63), adalah Kazuchika (nama ninjanya). Nama aslinya K Aizawa (41). Dia seorang ahli yang bekerja di perusahaan komputer/internet, sama sekali tidak mau diketahui identitasnya. Akibatnya, dalam memberikan pengajaran di dojo Musashi-ryu sekali pun, mukanya tetap ditutupi, tidak pernah dibuka tak pernah diperlihatkan kepada orang lain. "Padahal dia ganteng lelaki ini, masa kecilnya lucu dia, saya kenal baik dan tahu semuanya mengenai dia," ungkap Shibata. Kakek Shibata dulu adalah top ninja, pemimpin kelompok ninja yang mengabdi buat Shogun Tokugawa, bahkan mengembangkan sistem Onmitsu di masa tersebut, serta memiliki sedikitnya 12 anak buah ninja top untuk melindungi Tokugawa. Namun kemudian mengundurkan diri, menjadi Kristen dan bergabung ke dalam Salvation Army milik kelompok Kristen, pada usia 55 tahun meninggal dunia. "Saya dengar karena makanan meninggal dunia sehingga meninggal muda. Ada kemungkinan diracuni. Hal ini banyak terjadi dalam sejarah Jepang," katanya.