Berita Jepang | Japanesestation.com

Japonisme adalah sebuah terma yang merujuk kepada meningkatnya popularitas budaya Jepang di dunia Barat pada akhir abad ke-19. Terma ini pertama kali dicetuskan oleh Phillipe Burty, seorang kritikus dan penikmat seni, pada 1872.

Akibat berakhirnya sakoku (masa isolasi Jepang) di akhir zaman Edo dan mulai terbukanya Jepang dengan dunia Barat, gaya seni khas Jepang mulai diperkenalkan di Eropa dan Amerika. Gaya seni Japonisme pada awalnya diperkenalkan pada seni visual, namun akhirnya merambah ke mode, seni peran, arsitektur, bahkan seni berkebun.

Selama era Kaei (1848–1854), setelah lebih dari 200 tahun pengasingan, kapal dagang asing dari berbagai negara mulai mengunjungi Jepang. Setelah Restorasi Meiji pada tahun 1868, Jepang mengakhiri masa isolasi nasional yang lama dan terbuka untuk impor dari Barat, termasuk teknik fotografi dan pencetakan. Dengan pembukaan baru dalam perdagangan ini, seni dan artefak Jepang mulai bermunculan di toko-toko barang antik di Paris dan London.

Japonisme berawal dari kegemaran mengoleksi kesenian Jepang, khususnya ukiyo-e. Beberapa contoh ukiyo-e pertama terlihat di Paris. Pada sekitar tahun 1856, seniman Prancis Félix Bracquemond pertama kali menemukan salinan buku sketsa Hokusai Manga di bengkel pencetaknya, Auguste Delâtre.

Pada tahun-tahun setelah penemuan ini, minat terhadap cetakan Jepang semakin meningkat. Mereka dijual di toko barang antik, gudang teh, dan toko yang lebih besar. Toko-toko seperti La Porte Chinoise khusus menjual barang impor Jepang dan Cina. La Porte Chinoise, khususnya, menarik seniman James Abbott McNeill Whistler, Édouard Manet dan Edgar Degas yang mendapat inspirasi dari cetakan. Seniman Eropa saat ini sedang mencari gaya alternatif untuk metodologi akademis yang ketat. Pertemuan yang diselenggarakan oleh toko-toko seperti La Porte Chinoise memfasilitasi penyebaran informasi mengenai seni dan teknik Jepang.

Apa saja sih keunikan dari Japonisme?

Japonisme
Lukisan Japonisme (timeout.com)

1. Sebuah gaya baru yang unik pada masanya

Keterbukaan Jepang yang memperkenalkan budayanya ke Barat menjadi gaya yang unik dan baru pertama kali dilihat oleh dunia Barat. Karakteristik seperti warna-warna yang tegas, gaya lukisan yang dramatis, serta pemilihan dua dimensi menjadi keunikan dari Japonisme yang membuat seluruh pemerhati seni Eropa tertarik.

2. Jadi primadona abad ke-19

Japonisme semakin terangkat namanya pada gelaran World Fair 1867. Meskipun berbagai macam pernak-pernik ala Jepang, seperti yukata dan kain sutra Jepang, sudah masuk ke Eropa sebelumnya, namun gaya seni ini makin naik daun setelah World Fair 1867 di Paris.

3. Kekuatan dalam kesederhanaan

Tidak seperti seni Eropa yang berusaha membuat karya semegah mungkin, Japonisme membawa Eropa ke arah seni yang lebih ringkas dan sederhana, namun memiliki tingkat detail yang luar biasa. Penekanan terhadap ketegasan garis dan warna menjadi unsur utama karya seni beraliran Japonisme yang membuat kritikus terheran-heran.

4. Menjadi inspirasi

Seniman Eropa seperti Van Gogh dan Monet pun ikut mengoleksi karya-karya beraliran Japonisme serta terinspirasi untuk menerapkannya pada hasil-hasil karya mereka. Selain itu, kesederhanaan Japonisme pun menjadi landasan bagi para pelukis lain, seperti Tissot dan Degas.

5. Penerapan yang serbaguna

Penerapan Japonisme dapat terlihat di berbagai jenis karya seni, utamanya lukisan. Gaya melukis Jepang yang lebih mengutamakan ketegasan garis dan warna dibandingkan realisme menjadi sebuah keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh karya seni Eropa. Japonisme pun semakin digandrungi oleh masyarakat Eropa.

Nah, itu dia keunikan dan ciri khas dari gaya lukis Japonisme. Kira-kira apakah kamu tertarik untuk mempelajarinya?