Pada jaman dahulu di Jepang, sudah merupakan sebuah kebiasaan keluarga kaya untuk menyumbangkan kuda untuk kuil sebagai bagian dari doa dan tanda menghormati Kami.
Seiring berjalannya waktu, praktek ini berubah, pertama sumbangannya menjadi patung kuda dan akhirnya berubah menjadi lempengan kayu kecil yang menampilkan lukisan kuda, yang disebut ema.
Pada lempengan ini, para pendoa menulis rasa terima kasih, keinginan dan doa mereka yang digantung di rak khusus di kuil untuk dibaca oleh Kami.
Kini, lukisan-lukisan di ema diversifikasi menjadi berbagai hewan dari mitologi Shinto, yakni zodiak China, cerita rakyat (misalnya kitsune) atau representasi dari Kami:
Sejak pertumbuhan budaya anime populer, banyak unsur praktek Shinto dan mitologi muncul di plot anime, jadi, sangat tak terduga bahwa beberapa tahun yang lalu, ema mulai menampilkan lukisan karakter anime.
Juga ada karakter dari Haruhi Suzumiya: