Kegiatan Kesiswaan
Bukatsu (kegiatan klub)
Diadakan setelah jam sekolah, bukatsu atau 'klub' ekstrakulikuler di sekolah-sekolah Jepang memberikan dimensi penting dan menarik bagi kehidupan sekolah Jepang. Misalnya, pemirsa yang telah melihat anime K-On! mungkin akan memiliki ide yang baik tentang apa yang terjadi di klub musik (yang mungkin tidak begitu menarik dalam kehidupan nyata). Dengan begitu banyaknya anime atau manga bukatsu olahraga yang populer dan secara konsisten dibuat (seperti Kuroko no Basuke, Free!, Haikyuu, dll), mudah untuk melihat gambaran kegiatan klub olahraga.
Tapi kemudian, orang mungkin bertanya-tanya, berapa banyak klub yang ada di sekolah khas Jepang? Apa yang mereka semua lakukan? Sama seperti bagaimana sekolah mereka cenderung dibagi oleh aliran (sains dan humaniora), ekstrakurikuler juga dikategorikan ke dalam dua kelompok utama: klub olahraga dan klub budaya. Klub-klub olahraga, seperti yang disebutkan di atas, mendapatkan cukup banyak eksposur dalam anime, dan selain dari gerakan supernatural atau keterampilan yang dimiliki oleh beberapa karakter, mereka cenderung cukup membumi. Klub budaya mencakup bidang-bidang seperti fotografi, lukisan, dan musik. Musik sering kali menjadi satu-satunya bidang yang mendapat liputan cukup besar, tetapi kadang-kadang kalian mendapatkan cerita klub budaya langka, seperti Chihayafuru yang bertema Karuta.
OSIS (Student Counsil)
Berbicara tentang ekosistem sekolah menengah atas, “OSIS” kemungkinan merupakan kelompok yang sudah akrab dengan kebanyakan orang. Biasanya digambarkan sebagai kelompok penguasa siswa, karena mereka memegang cukup banyak kekuatan dalam sistem sekolah. Hal ini penting untuk susunan badan siswa, dan sebagian besar judul series berbasis sekolah akan dengan mudah menampilkan anggota dewan sebagai karakter sekunder, dan kadang-kadang kalian bahkan dapat menemukan mereka sebagai bintang dalam kisah kelompok OSIS itu sendiri. Jadi apa sebenarnya otoritas tertinggi di antara para siswa ini lakukan?
Secara teknis OSIS berbeda dari klub reguler karena berpusat pada pekerjaan administrasi. Apakah itu mengorganisir acara sekolah atau menyusun anggaran dan kegiatan klub lain, tugas dewan adalah untuk memastikan bahwa kehidupan sekolah siswa berjalan lancar dan tertib. Meskipun pada kenyataannya, ini terdengar lebih seperti pekerjaan meja biasa daripada drama kehidupan yang sangat pelik dan sering digambarkan sebagai sosok superior yang dimiliki dewan siswa.
Festival Budaya
Festival Budaya sering menjadi subjek fitur episode pengisi khusus dalam manga dan anime, dan mungkin karena alasan yang baik. Sementara kegiatan belajar adalah norma untuk rata-rata hari di sekolah, Festival Budaya adalah waktu untuk melepaskan dan memamerkan hasil praktik ekstrakurikuler untuk kegiatan klub. Dapat dikatakan bahwa ini adalah salah satu acara terbesar dalam tahun ajaran dan kehidupan sekolah Jepang itu sendiri.
Biasanya diadakan di musim gugur, Festival ini mencakup berbagai kegiatan. Siswa dapat memasak dan menjual aneka makanan, melakukan permainan, mengadakan pertunjukan dengan band, dan banyak lainnya. Persiapan itu sendiri memakan waktu cukup lama, mulai dari waktu menghias sekolah, membuat alat peraga, poster, dan sejenisnya, sekolah mungkin mengkonversi hingga satu minggu kelas menjadi waktu persiapan Festival Budaya. Namun selama Festival itu sendiri, sekolah menjadi terbuka untuk masyarakat umum, memungkinkan orang-orang yang tertarik dengan sekolah untuk datang mampir kesana. Jadi, dengan cara itu juga kegiatan ini berfungsi sebagai kampus terbuka dan ajang promosi.
Sekolah dan kegiatan berbasis sekolah yang kita lihat dalam anime dan manga mungkin dilebih-lebihkan untuk tujuan hiburan, tetapi inspirasi sebenarnya untuk pertunjukan ini bisa sangat berwarna juga. Mencari tahu di mana fiksi berbeda dari fakta bisa menarik dan bermanfaat, dan mudah-mudahan meningkatkan apresiasi penonton untuk anime favorit mereka.