Berita Jepang | Japanesestation.com
Sedappp..Kiritanpo si Sate Buntel Asal Jepang
Kirintanpo (Wikipedia)

Kuliner khas Jepang tidak melulu soal sushi, ramen, atau udon. Berbagai prefektur di Jepang menawarkan beragam kuliner khas mereka masing-masing, salah satunya adalah kiritanpo dari Prefektur Akita. Kiritanpo dibuat dari nasi Jepang yang ditumbuk kasar hingga membentuk adonan mirip ketan. Nasi panas merupakan syarat utama agar adonan yang sudah ditumbuk dapat dengan mudah menempel satu sama lain. Bila nasi mendingin, akan semakin sulit membentuk kiritanpo yang bagus. Takahashi Keiko memperagakan cara membuat kiritanpo di hadapan lima mahasiswa Indonesia yang menjalani program homestay di rumahnya. Nasi yang baru matang dari alat pemasak nasi dimasukkan ke dalam mangkuk logam. Ia kemudian mengeluarkan sebuah tongkat kayu yang berdiameter sekitar lima sentimeter. Kemudian nasi ditumbuk menggunakan kayu tersebut. Bila nasi menempel di permukaan kayu, Keiko pun memutar-mutar kayu agar nasinya kembali menyatu dengan adonan. Setelah beberapa menit menumbuk, nasi yang sudah hancur siap dibentuk menjadi kiritanpo. "Agar semua bentuknya seragam, kita harus menimbang tiap adonan. Satu kiritanpo dibuat dari 100 gram nasi," kata perempuan berusia 74 tahun itu sembari menimbang tumbukan nasi. Selanjutnya, nasi yang sudah ditumbuk dan ditimbang diambil dengan tangan yang sudah dibasahi air, lalu dibalutkan ke tusuk sate versi jumbo yang terbuat dari kayu pohon sugi. Bila tusuk sate berdiameter kecil seperti potongan-potongan lidi, tusuk untuk kiritanpo berbentuk persegi dengan lebar sekitar satu sentimeter. Kiritanpo idealnya berbentuk silinder memanjang, mirip dengan sate buntel dari Surakarta. Keiko mengingatkan agar tangan harus selalu dibasahi demi memudahkan proses membentuk kiritanpo. Bila tangan kering, adonan akan semakin lengket dan sukar dibentuk. Setelah mendapatkan bentuk yang diinginkan, kiritanpo yang sudah dibalut dalam tusuk sate kemudian dipanggang sebentar hingga warna putihnya berubah menjadi sedikit kecokelatan. Menurut Keiko yang merupakan penduduk asli Akita, kiritanpo bisa diolah menjadi dua jenis makanan, yaitu isian untuk nabe, hotpot ala Jepang atau misotanpo, yaitu kiritanpo dengan saus miso. Bila akan dijadikan sebagai isian dari nabe, kiritanpo yang sudah dibakar kecokelatan sehingga bagian luarnya menjadi renyah pun harus dicabut dari tusukan. Kiritanpo tersebut pun ikut direbus dalam panci hotpot bersama berbagai sayur mayur dan potongan daging. Menu lain yang bisa dibuat dari kiritanpo adalah misotanpo, yaitu kiritanpo yang diolesi dengan pasta miso yang terbuat dari kacang kedelai. Seluruh permukaan kiritanpo yang berwarna putih diolesi dengan saos miso yang berwarna cokelat hingga merata lalu kembali dibakar hingga bumbu meresap dan permukaan semakin matang. Jika diolah menjadi misotanpo yang rasanya manis, kiritanpo tidak perlu dilepas dari tusukannya dan dapat dinikmati seperti memakan sate atau barbecue.