Berita Jepang | Japanesestation.com

Sebanyak 72 kedai ramen di Jepang dilaporkan gulung tikar pada tahun 2024 lalu. Reputasi ramen sebagai kuliner murah menyebabkan terbatasnya ruang untuk menaikkan harga di tengah melonjaknya biaya kebutuhan pembuatan ramen. Kenaikan biaya karyawan karena adanya krisis tenaga kerja juga diduga sebagai salah satu penyebab. Di tahun 2023, ada 53 kedai ramen yang dinyatakan bangkrut.

Menurut laporan Teikoku Databank, satu porsi ramen di Jepang masih dihargai dengan harga di bawah 700 yen meski adanya lonjakan harga bahan baku. Namun kenaikan biaya bahan baku yang melebihi angka 10% pada Oktober 2024 lalu membuat para pemilik kedai mulai menaikkan harga hingga 1.000 yen.

Manajer Menkoi Dokoro Kiraku, Takatoyo Sato, telah menaikkan harga ramennya di angka 950 yen pada Mei 2024 lalu dari harga awal 780 yen. “Saya harus menaikkan harga, jika tidak kedai ini akan berada di zona merah,” ujarnya. Sato mengungkapkan bahwa keputusannya ini belum bisa diterima dengan baik oleh seluruh pelanggan. Pihaknya berharap semoga tidak akan ada kenaikan harga lagi di tahun 2025.

Hampir 34% dari 350 kedai ramen yang disurvei oleh Teikoku Databank melaporkan bahwa mereka mengalami kerugian di tahun fiskal 2023. Teikoku Databank memperkirakan bahwa kebangkrutan usaha kecil dan menengah akan terus berlanjut di tahun ini.