Pada 27 Januari lalu, seorang bocah 5 tahun di Jepang tampak kehabisan nafas setelah memanjat ke dalam cuci dengan pintu depan di rumahnya, ketika ayahnya sedang tidur siang dan ibunya ke luar rumah. Ketika sang ayah terbangun, dia mendapati anaknya telah pingsan di dalam drum mesin cuci tersebut, dan dia segera menghubungi layanan darurat untuk meminta pertolongan. Namun sayangnya anak tersebut dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Polisi mengatakan anak itu mungkin telah memanjat ke dalam ke mesin cuci karena penasaran dan setelahnya, tutupnya tidak sengaja tertutup sehingga menjebaknya di dalam. Parahnya lagi, pintu mesin cuci jenis tersebut memang tidak bisa dibuka dari dalam. Meski mesinnya tidak menyala, ataupun diisi dengan air, interior di dalamnya kedap udara, sehingga dokter yang memeriksa mayat tersebut mengatakan bahwa anak tersebut mati lemas dan tidak ada luka di luar tubuh.
Polisi telah melakukan otopsi pada tanggal 29 Januari kemarin. Menurut polisi prefektur Osaka, ayah dari bocah 5 tahun tersebut yang berusia 32 tahun itu mendapati anaknya telah pingsan, lalu memanggil ambulans sekitar pukul 3 sore. Mesin cuci tempat anaknya terperangkap berada di lantai pertama dengan tinggi sekitar 1 meter. Meskipun mesin cuci milik mereka memiliki child lock, pada saat itu mereka tidak mengaktifkannya.
Banyak kecelakaan fatal yang melibatkan mesin cuci dengan pintu depan yang telah dilaporkan sejak 2008 di berbagai negara, termasuk Korea Selatan, Amerika Serikat dan tempat lain. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun di kota Ome, Tokyo ditemukan kehabisan nafas di dalam mesin cuci pada bulan Juni 2015 lalu. Badan Urusan Konsumen Jepang sudah pernah memperingatkan bahaya mesin cuci dengan pintu depan kepada masyarakat dalam buletin e-mail pada tahun 2014 dan 2015.
(featured image : DesignBoom)